[EF]#16.11 Holiday Picture

picnic-1208229_960_720picture taken from here

Holiday, everybody love holiday! I really miss going holiday with my friends. So we can sit down in random places and talk and laugh together. That’s why for this challenge I choose this photo.

When I went to Singapore with my friends, we could sat down in random places. I always laugh if I remember our first night in Singapore. When we could talked all night and did silly things in Singapore. For this moment, I always say thank you to Mas Eriek that help us laugh really hard.

Sometimes, holidays are not about the places. Sometimes it is about people around us. Times that we can release our tension about work, university life, or our problems in daily routine. Sometimes, that we need from holiday is just like in that picture, sit down together and talk about everything, with our dear friends or partner.

* This post is submission for English Friday Challenge
** Feel free to be grammar Nazi

Singapore: Shophouse The Social Hostel

IMG_8255one of the friendly staff

When I went to Holiday last February, my friends and I prefer to stay at Shophouse The Social Hostel. It located 5 minutes by walk from Bugis MRT, near Bugis Market, just a minute to Sultan Mosque, across Haji Lane, and a lot of cafe and restaurant. For the price? It just around 18 SGD!!!

At first, I was afraid to see the dorm bedroom since it wasn’t spring bed like another hostel. But after I figure it out, It was not as bad as I thought. Maybe because I lower my expectation, so what I got there really great experience.

The front desk really friendly, helpful, kind, and tell us about the tourist place around hostel. The first floor of this hostel is cafe. My friends ate there at second night we slept and said that it was delicious. The second floor is No Man’s Land for woman dormitory, the third is The Loft dorm consist of eight and 12 beds, and the fourth is Social Room consist of 12 beds , and the last floor was rooftop to eat breakfast and chill out.

IMG_8254working Title cafe

IMG_7872the computers

IMG_7873the pantry

At No Man’s Land or woman  dormitory, there are two rooms that consist of eight and 12 beds. For room with 8 beds, there is no window there. I really support you to choose beds that near the window. You can see the cute cafe around Arab Street. For one bed, there is a pillow, blanket, electrical sockets, individual lockers, and reading lights. There are also four bathrooms in this floor, but the toilet is become one with bathroom. So maybe if you not really use to it, it will be little bit inconvenient. What I love in here, they also provide you with iron, hairdryer, soap, and shampoo.

IMG_8250my dormitory

IMG_8253the bathroom

Another thing that I love is social terrace. In the rooftop, you will see room to get your breakfast and free use of the computers. Beside that there is also social lounge. There are board game, movies, television, and also books. There is also social terrace with beautiful view of Kampong Glams and Singapore buildings. My friends and I really love to sit back and talking about everything at the evening. In the morning, it was really interesting to see view from Singapore in the morning and enjoy our breakfast. We can chat with other  people in the social terrace. Event we went for Holiday at Singapore, we still see another Indonesian in here 😆 .

IMG_7888breakfast!!

IMG_7875Scenery around hostel

If you want to know more about Shophouse The Social Hostel, please visit their website.

Singapura: Henderson Wave

IMG_7890

Salah satu keinginan ketika ke Singapura adalah mengunjungi Henderson Wave yang terletak di Henderson Road, sekitar 5 halte bus dari Harbour Front. Memang ga semua orang tahu soal jembatan ini, karena bukan daerah turis. Untuk orang Singapuranya sendiri, jembatan ini lebih sebagai tempat istirahat ketika joging.

Apa yang membuat Henderson Wave istimewa? Buat saya sih jembatan ini menarik karena terbuat dari kayu!!  Selain itu jembatan untuk manusia tertinggi di Singapura ini memiliki pemandangan yang indah banget. Februari kemarin, saya berhasil meracuni temen-temen seperjalanan buat mendatangi jembatan ini.

IMG_7944Henderson Wave dari tangga

Kita sengaja dateng ke sini sebelum main ke Universal Studio Singapore dan ga nyesel dateng pagi-pagi. Matahari masih bersahabat dan sepi!! Kita turun di halte Henderson Road dan bengong liat jembatan yang tinggi banget. Saya sempet ga enak dengan temen-temen seperjalanan karena perjalanan menuju ke atas ini lumayan terjal, kudu melewati puluhan anak tangga. Udah berasa kayak mau ke kuil shaolin!!

IMG_7896puluhan anak tangga menuju Henderson Wave

Tapi semua kelelahan menuju Henderson Wave terbayar kontan saat berada di atas. Pemandangannya indah banget!! Kita bisa ngeliat laut, hutan, hingga deretan gedung. Lengkap deh. Saya juga dibuat kagum dengan deretan kayu yang membentang vertical, beneran membentuk gelombang. Sambil mengagumi pemandangan, kita duduk-duduk menikmati angin sepoi-sepoi.

IMG_7891how can I am not falling in love?

IMG_7892laut, gedung, dan hutan

IMG_7897hari yang cerah di Henderson Wave

Henderson Wave ini merupakan jembatan kayu yang memisahkan dua taman yang luas di Singapura. Kalau sore-sore ke sininya, kita bisa menikmati sunset yang cantik banget. Henderson Wave-nya sendiri juga cantik karena bakal ada lampu-lampu yang membuat suasana sore semakin hangat. Dengan kecantikan yang dimiliki Henderson Wave, ga aneh kalau tempat ini sering dipakai untuk foto pre wedding. Saat saya berkunjung pun tak lama sudah ada sekumpulan orang yang bersiap untuk foto pre wedding.

IMG_7925Berjalan di Henderson Wave

Untuk yang ingin melihat Singapura dari sudut lain, Henderson Wave bisa jadi pilihan. Tinggal bawa cemilan dan kita bisa piknik di atas sini ditemani angin sepoi-sepoi dan pemandangan indah. Kalau solo traveling, duduk di sini dan baca novel bisa jadi pilihan. Berhubung ini ‘hanya’ sebuah jembatan, tentu tempat ini buka 24 jam dan bisa dinikmati kapan saja 🙂 .

Singapura: Jalan-jalan Sore Hingga Malam

Minggu kemarin, saya baru bepergian ke Singapura bareng temen kerja di Laboratorium Psikologi kampus. Awalnya sih yang mau pergi bertujuh, kemudian mulai berguguran dan menyisakan empat orang 😀 . Untuk liburan kali ini, saya ngerasanya lebih santai dan ga bereskpektasi apa-apa. Cuma pengen kabur dan seneng-seneng aja di Singapura.

IMG_7698panda aja berdua, kamu kapan?

Berhubung ketiga orang lainnya belum pernah ke Singapura, kita berencana untuk jalan-jalan sore ke daerah super mainstream. Saya ngajakin buat ke patung Merlion dan jalan santai sampai Marina Bay Sands. Buat perjalanan ini, asyiknya kita bisa nikmatin banyak hal sambil jalan kaki.

Perjalanan kita di mulai dari halte bus di deket Fullerton Hotel. Dari sana, kami berjalan hingga patung Merlion yang rame banget!! Padahal saat itu hari kerja, tapi patung Merlion ini tetap ramai dikunjungi turis. Kita sih cuma ambil beberapa foto bareng-bareng, foto patung Merlionnya, terus foto Marina Bay Sands dan sekitarnya yang keliatan jelas dari sini.

IMG_7703hari Senin tetep ramai

Perjalanan dilanjutkan ke Esplanade. Sempet istirahat dan duduk-duduk di taman kecil depan Esplanade sambil ngobrol-ngobrol seru. Ngobrol satu topic selesai, kita pindah tempat tongkrongan di open theaternya . Saya juga sempet diminta salah seorang temen buat foto ala ala di dekat patung-patung yang ada di depan Esplanade 😆 .Kita memang sengaja ga jalan terlalu cepat, karena juga nungguin temen saya, Mas Eriek.

IMG_8808we’re going to Esplanade!!
Pict from Yaslin

IMG_7755meditasi sejenak

IMG_7847pengen ikutan maen!!
pict from Teh Silva

IMG_7782pemandangan Marina Bay Sands dari Espalanade

IMG_7784pemandangan gedung-gedung bertingkat dari Esplanade

Saya dan Mas Eriek janjian buat ketemu dan makan malem bareng di Makan Sutra yang letaknya persis bersebelahan sama Esplanade. Udah lama banget ga ketemu Mas Eriek. Terakhir kita ketemu adalah saat saya ke SIngapura empat tahun yang lalu. Kalau dulu saya “ngintrogasi” Mas Eriek, tahun ini gantian saya yang ditanyain macem-macem >< . Saat di Makan Sutra ini, kami memesan lumayan banyak menu. Sebenernya sih tiap orang pesen satu menu, terus Mas Eriek nraktir kita buat nyobain Sate Singapura dan Roti Cane keju. Satu meja itu penuh banget sama makanan, padahal kita semua ini kurus-kurus dan kecil-kecil badannya. Sampai seorang bule yang duduk di belakang kita ikutan motoin makanan di meja kita. Aneh kali ya kita makan banyak banget 😆 .

IMG_7787Keadaan meja sebelum kita makan

Setelah menghabiskan semua makanan di meja serta ngobrol ngalor ngidul bareng, kita kembali jalan santai melewati Stadion terapung “The Float Marina Bay lalu melanjutkan perjalanan ke jembatan double helix. Sepanjang perjalanan, saya banyak bertukar pikiran dengan Mas Eriek. Saya kembali belajar ngeliat sudut pandang masalah dari arah yang berbeda. Saat di jembatan Double Helix ini, Mas Eriek semangat banget buat bantuin saya dan yang lain foto-foto. Kita sampai kehabisan gaya saking banyaknya foto yang diambil. Duh curiga sebenernya Mas Eriek yang pengen foto-foto -___-.  Perjalanan sepanjang jembatan hingga Marina Bay Sands itu ga kerasa berkat obrolan ngaco dan ketawa ga habis-habis. Kayaknya kita berlima ini berisik banget 😆

IMG_7858foto dengan latar belakang Marina Bay Sands ini kayaknya wajib banget ya
Pict from Teh Silva

IMG_7857terima kasih Mas Eriek sudah membuat kami ketawa sepanjang malam

IMG_7867Pulang ke Hoste dengan bahagia

Dipikir-pikir jalan-jalan kali ini penuh ketawa-ketawa sampe capek!! Saya sangat berterima kasih ke Mas Eriek yang sepanjang sore hingga malam menemani jalan-jalan.

Baca juga:

Kartu Pos: Singapura

Singapura (2)Marina Bay Sand

Minggu kemarin dua orang kawan yang kemarin liburan ke Garut, Puti dan Nuni jalan-jalan ke Singapura. Berhubung dua tahun lalu saat ke Singapura saya ga sempet beli kartu pos, kali ini saya nitip kartu pos ke mereka berdua. Kemarin saat ketemu sama Nuni, saya mendapatkan dua buah kartu pos yang fotonya diambil saat matahari tenggelam. Cantik banget dan saya suka sama kartu posnya.

SingapuraSingapura Flyer

Lihat kartu pos ini, saya jadi pengen menjelajah kembali Singapura. Kemarin belum puas menjelajahnya. Apalagi sekarang banyak tempat baru di Singapura. Hihihihi semoga ada rizki dan waktunya buat jalan-jalan dan ngubek-ngubek Singapura lagi, aamiin.

Soal Jajan di Singapore

Masih cerita liburan yang kemaren nih, saya baru sadar kalo saya kebanyakan jajan :))))). Dipostingan ini sebenernya mau cerita apa yang menyebabkan saya banyak jajan. Hmm bentuk pembelaan lebih tepatnya. Tapi beneran loh, yang awalnya ga pengen jajan, jadi kalap aja gitu *tutup muka*.

Alasan pertama saya adalah, saya ga perhitungan. Jadi kalau beli barang saya ga akan ngitung-ngitung berapa harganya kalo beli di Indonesia. Kecuali untuk barang diatas harga 20 SGD yah :)). Kalau saya perhitungan, bisa-bisa ga akan ngapa-ngapain di Singapura. Orangtua saya juga berpesan hal yang sama. Takut anaknya stres kalo dikit-dikit ngitungin berapa rupiah yang dikeluarin kali yah. Nah berhubung  nilai tukarnya beda banget dengan Indonesia, jadi kalau liat barang harga 5 SGD atau 10 SGD, kesannya murah :)). Kalau di Indonesiakan ngeluarin Rp.10,000,- aja suka mikir karena berasa gede nilainya. Hal ini membuat saya gampang jajan di 711. Dikit-dikit ngemil pasta, beli sandwich, dan juga beli mashed potato. Selain gampang jajan di 711, jadi gampang beli minum yang harganya cuma 1 SGD-an. Padahl dipikir-pikir air minum di sanakan pada layak minum semua bukan?! x_x.

Selain gampang jajan makanan, jajan barang juga jadi kelemahan. Negara satu ini bisa aja membuat jiwa haus akan belanja murah saya keluar. Bayangkan aja, siapa yang ga tergiur kalau disetiap toko souvenir di Bugis street, Chinatown, Mustofa Center, dan bahkan Vivo City Mall, selalu ada tulisan kaos seharga 10 SGD dapet 3. Di Chinatown lebih sadis lagi, ada yang jual gantungan kunci 10 SGD dapet 18, 10 SGD dapet 6 tempelan kulkas, 10 SGD bisa milih beli souvenir 3 biji. Yes saya beneran tergiur ama yang beginian. Di Mustofa center, saya dapet 6 pack cokelat hersey seharga 6 SGD! Ada juga sih yang 4 kotak cokelat 10 SGD, 2 kotak gede cokelat 10 SGD. Gimana saya ga mau tekor karena beli kayak beginian? x_x.

Di Lucky Plaza yang terletak di Orchad Road, saya mendapatkan polo shirt Hang Ten seharga 7,5 SGD!! Untuk kaos semacam Giordano mereka memberikan harga 10 SGD untuk setiap kaos dengan minimal pembelian 2 buah. Penawarannya beneran menarik banget!! Mangkanya saya mesti bener-bener ngelist apa saja yang pengen saya beli dan untuk siapa saja sehingga tidak over budget dan jadi menumpuk di rumah.

source for image: here

Singapore (Hari Keempat – Akhir)

Di Hari terakhir di Singapura ini, Iza-Cyntia-Surya bangun paling pagi dan bergegas mandi, masukin baju kotor, dan siap-siap untuk check out. Anduk dan selimut segera dibawa ke receptionist biar dapet kembali uang 10 SGD yang disimpan di deposit box hostel. Saya dan Sakti yang terbangun sempat cupika cupiki sama mereka bertiga. Tinggalah kami berempat di kamar. Saya yang sudah mandi, bersiap untuk last packing. Huff untung tas saya masih cukup untuk memasukkan semua barang, walau tas selempang biru ga bisa masuk dan kudu dipake.

Setelah semua siap, kami sempat sarapan dulu dan menghabiskan perbekalan makanan. Santai-santai aja dulu di hostel, mengingat pesawat kami adalah pukul 14.20. Pukul 09.00 akhirnya kami memilih check out. Selimut dan handuk ditunjukkan ke reseptionist sebelum akhirnya kami lemparkan ke tempat cucian kotor. Uang deposit kita yang 10 SGD dikembalikan. Ah senang sekali dengan hostel ini. Someday we’ll be back.

Sebelum ke Changi, kami mengantarkan Sakti dan Tia untuk mencari oleh-oleh di Orchad Road. Saya sih berharap nemu uncle ice cream. Beneran nagih deh ic ecream yang satu ini. Bersama dengan backpack kami yang penuh, kami menyusuri Orchad Road. Tadinya dari Orchad Road ini ingin naik bus menuju Airport. Tapi berhubung jauh banget, kami memutuskan naik MRT aja :D. Dari Orchad kita naik MRT hingga stasiun City Hall dan ganti East West Line hingga stasiun Tanah Merah. Di Stasiun Tanah Merah, baru kita ganti kereta yang menuju Changi Airport.

Kita sampai di Changi pukul 11.00. Dari stasiun MRT yang berada di terminal 2, kita naik ke atas naik trem menuju terminal 1 untuk check-in. Setelah mendapatkan boarding pass, masih ada waktu sekitar dua setengah jam untuk berjalan-jalan hingga waktu boarding tiba. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan-jalan dan makan siang di terminal 3. Di terminal 3 ini banyak banget toko-toko branded dan tempat makannya. Kita dari hostel sih udah niat banget pengen makan Burger King :)). Saya memesan paket double Swiss cheese burger yang di upsize dengan total harga 8 SGD 75 sen. Masuk akal dan beneran kenyang banget!!!

Tak terasa kita makan hingga pukul 13.00. Wah setengah jam lagi waktu boarding dan ruang boarding kita berada di ujung terminal 1!! Selesai makan, saya, Tia, dan Pite berpisah dengan Sakti untuk menuju ruang boarding masing-masing. Sakti dengan tujuan Bandara Husein, saya-Tia-Pite dengan tujuan Bandara Soekarno-Hatta.  Selesai sudah backpackeran kami kali ini. Banyak yang didapat, banyak yang dipelajari, dan semakin memupuk kepercayaan kami bahwa backpacker itu adalah salah satu cara wisata murah yang bisa banget kita lakukan.

Semoga rencana tahun depan terlaksana yah kawan-kawan….aamiin.

Oia total pengeluaran saya hari ini adalah 1 SGD 25 sen (Rp,9,250,-). Hal ini karena saya mendapatkan kembali 10 SGD dan mengeluarkan 8 SGD, 75 sen. Total pengeluaran saya selama 4 hari 3 malam tanpa belanja dalam rupiah adalah Rp.1,083,250,-. Jika ditambah dengan harga tiket pesawat total biaya adalah Rp.1,716,250,-. Tetapi berhubung saya belanja, total pengeluaran saya kali ini adalah Rp.2,559,850,-. Ini semua belum ditambah Rp.80,000,- harga travel dari BandaraSoekarno-Hatta menuju Bandung yah :).

Singapore (Hari Ketiga)


H
ari Ketiga

 Di hari ketiga di Singapura, dimulai dengan jalan-jalan ke Sentosa Island. Alasan kita milih ke Sentosa dulu adalah agar ga berebutan sama turis yang lain dan biar ga kepanasan. Jam 08.00 kita berangkat dari hostel menuju stasiun MRT Bugis. Kita akan naik MRT hingga stasiun Outram Park dan pindah ke North East Line untuk naik MRT menuju Harbour Front. Dari sini kita tinggal jalan menuju cable car yang terletak di lt. 15 gedung perkantoran disebelah Vivo City Mall. Harga naik cable car sekali jalan adalah 24 SGD, kalau mau bolak balik adalah 26 SGD. Berhubung cuma pengen nyoba aja, kita naik yang sekali jalan. Begitu naik cable car ini, mulai merasakan apa yang dirasakan Haha dan Jae Suk (anggota variety show korea Running Man) saat naik cable car di China, serem liat ke bawah. Tapi begitu ada yang ngeluarin kamera langsung jiwa eksisnya keluar dan melupakan ketakutan *cetek, kalah ama keinginan mejeng*. Kita kemudian turun di stasiun Imbiah.

Sentosa Island

Sampai di Stasiun Imbiah, kita ngeliat ternyata ada lagi nih bocah-bocah SD yang lagi study tour ke Sentosa. Difasilitasi banget yah ini siswa-siswa *iri*.Di depan Imbiah Lookout, sempet foto dulu di depan Images of Singapore kemudian lanjut turun menuju Merlion Park. Foto-foto dengan latar belakang Merlion raksasa dan dilanjutkan jalan di Merlion Walk menuju ke beach tram stop untuk ke Siloso Beach. Di Merlion Walk, kita akan disuguhkan pemandangan kolam air yang panjang dengan air yang terkadang muncul dari lubang-lubang tak terduga. Di Siloso Beach sebenarnya yang menarik adalah adanya Fort Siloso, tapi sayang saya ga sempat melihat ke sana. Di pantai ini juga ada beberapa pulau kecil buatan, bahkan ada yang memiliki batu-batu raksasa bagai di Pulau Belitung. Setelah dilihat-lihat, batu-batu besarnya hanya diatas aja, bawahnya ada penyangga kayunya gitu –“. Puas ngerasain pantai di Singapura ini, kami kembali ke beach tram Station dan naik Sentosa Express untuk menuju Vivo City. Maklum hari sudah siang dan kami kepalaran :)). Tadinya mau foto-foto dulu di depan USS, apa daya perut lapar lebih prioritas, jadilah kami memilih makan di Food Republik di lt. 3 Vivo City Mall. Di sini banyak banget jenis makanan dan ada 3 tempat yang memiliki label halal. Berhubung butuh nasi, kami memilih makan masakan Indonesia aja seharga 5 SGD yang terdiri dari nasi, satu daging, dan satu sayur. Minumnya, saya memilih beli milo dingin seharga 2 SGD.

Setelah makan, rombongan kita terbagi dua. Tia dan Pite memilih untuk ke Toy Museum, sedangkan saya, Surya, Sakti, Iza, dan Cyntia memilih pergi ke Art Science Museum. Dari Vivo City kami naik bus yang ke arah Marina Bay Sands. Di mall ini, kami sempat uji keberanian dengan naik eskalator yang langsung meluncur ke lantai paling atas. Yang membuat seram adalah pinggirnya langsung pemandangan ke bawah. Ternyata di atas sini kita menemukan taman yang keren banget! Kita bisa melihat Singapore Flyer dan Marina Bay Sands hotel yang atasnya bagaikan gerbong ujung MRT. Puas melihat-lihat di atas, kita kembali turun dan menuju ke Art Science Museum. Saat mengetahui harga masuk ke museum ini adalah 15 SGD, saya, Surya, dan Iza memilih leyeh-leyeh duduk di lobby. Maklum, saya sih ga terlalu tahu soal seni, apalagi seni murni. Sakti dan Cyntia yang penasaran dengan museum ini, memilih untuk berkeliling. Setelah satu jam, Sakti dan Cyntia selesai berkeliling. Di sini kami berpisah karena Sakti ingin ke Peranakan Museum, sedangkan para perempuan ini ingin belanja ke Mustafa Center yang terletak di Little India.

Dari Stasiun Bayfront, kami memilih untuk menuju Promenade untuk pindah MRT ke arah Dhoby Ghaut dan dilanjutkan naik North East Line menuju Farrer Park. Saya, Surya, Iza, dan Cyntia bertemu dengan Tia dan Pite di stasiun Dhoby Ghaut dan bersama-sama menuju Farrer Park untuk ke Mustafa Center. Mustafa Center ini terletak di kawasan Little India. Tokonya sendiri buka 24 jam. Di toko ini tersedia mulai dari jam tangan dengan merk terkenal dan asli tetapi harga miring, cokelat, parfum, baju, tas, sepatu-sendal, dan peralatan elektronik dengan harga yang relatif murah. Saya membeli cokelat Hersey berisi 6 pack dengan harga hanya 7 SGD!! Di sini juga saya mendapatkan topi yang dipesan oleh papa. Tadinya pengen beli jam juga, apa daya ga ada budgetnya *tutup muka*. Beres belanja, kami kemudian kembali ke Bugis dengan menaiki MRT North East Line dari Farrer Park menuju Outram Park dan ganti East West Line untuk menuju Bugis.

Pite dan Tia sempat kembali ke hostel dari Mustafa. Saya dan Surya berpisah dengan Iza dan Cyntia di Bugis Junction. Hal ini dikarenakan saya dan Surya hanya ingin mencari beberapa toko di Bugis Junction dan melanjutkan belanja ke Bugis Street. Sayang apa yang saya cari di converse store Bugis Junction ga ada, jadilah kita ke Bugis street untuk mencari oleh-oleh terakhir untuk penyandang dana :D. Begitu keluar dari Bugis Street, ternyata hujan deras!! Kami berduapun berteduh ke KFC :)). Beli cemilan satu untuk berdua seharga 4 SGD dan duduk untuk menghilangkan lelah sembari menunggu rombongan berkumpul kembali. Setelah semua berkumpul, kami mencari tempat makan malam dan bertemu dengan Qi Ji nasi Lemak yang berada di Arab Street tak jauh dari KFC :D. Nasi lemak di sini terkenal enak. Jadi nasi lemak ini rasanya mirip nasi uduk gitu. Lauk pauknya kita bisa memilih mulai dari katsu, ayam goreng, sosis, atau ada juga laksa kalau mau. Hmm berhubung lapar berat, tentu saja rasa makanannya enak dan habis dalam sekejap :)). Puas makan dan minum, kami kembali terpisah, Iza – Cyntia melanjutkan belanja, saya-Surya-Pite-Tia-Sakti memilih ke Marina Bay Sands kembali untuk berjalan melewati double helix bridge menuju merlion park.

Dari terminal bus di Bugis Junction, kami mendapatkan bus tingkat dua menuju Marina Bay. Hihihi akhirnya merasakan duduk di lt. 2 bus. Di Marina bay ini, kami kembali menyempatkan ke atas mall yang saya dan Sakti temukan di siang hari. Wah ternyata pemandangan saat malam harinya keren banget. Kami bahkan menemukan spot seru buat nongkrong dan ngobrol asyik sambil maen kartu *sayang ga bawa katu waktu itu*. Puas ngobrol-ngobrol dan menikmati malam dari atas, kami kembali turun ke bawah. Saat kami keluar dan menuju double helix bridge, kok yah kebetulan ada visual art lagi. Sekarang tempatnya di dinding Art Science Museum. Keren banget!! Saya berasa sedang menonton 3D!! Setelah visual art yang berlangsung sekitar 10 menit berlalu, kamipun melanjutkan perjalanan menuju double helix bridge untuk menuju Merlion Park.

Double Helix Bridge ini terinspirasi dari double helix yang menjadi penyusun DNA. Ada aja yah idenya. di sini sempet berhenti dan foto-foto. Perjalanan kemudian dilanjutkan ke stadion bola yang ternyata juga ada pertunjukan gambar stick figure gitu kayak yang nari gantian dan berhenti dulu dipinggir sungai untuk beristirahat dan mengobrol plus foto-foto. Puas beristirahat, kami melanjutkan perjalanan menuju Esplanade. Ternyata Musikal Laskar Pelangi itu ditayangkannya di Espalande sini loh! Keren bnaget deh bangunan yang mirip kulit durian ini. Setelah melewati Esplanade, kita sampai di Merlion Park yang sedang ada pertunjukan lampunya. Singapura memang memaksimalkan berbagai hal untuk menarik wisatawan yah. Kita kembali duduk untuk menikmati pertunjukan lampu, foto-foto, dan mengobrol. Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 22.30. Sudah saatnya pulang kalau mau mendapatkan MRT terakhir. Dari Merlion Park, kami berjalan menyusuri Hotel Fullerton menuju stasiun Raffles Place. Di stasiun ini, kita tinggal naik East West Line menuju Bugis. Berhubung kaki sudah lelah berjalan, kami memilih naik bus menuju hostel :D.

Sampai hostel, saya kembali mengangkat kaki ke dinding agar peredaran darah kembali turun sambil melihat Surya-Iza-Cyntia yang sedang packing karena mereka pulang naik pesawat pagi. Saya, Pite, Tia, Sakti naik pesawat siang, jadi masih leyeh-leyeh santai dan berpikir akan packing esok pagi saja.

Total biaya pengeluaran saya hari ketiga ini adalah: Cable car 24 SGD, Makan siang 7 SGD, mengisi EZ Link 10 SGD, dan Makan malam 6 SGD. Sayapun berbelanja mengeluarkan 40 SGD. Total pengeluaran adalah 87 SGD atau Rp.643,800,- ( 1SGD = Rp.7,400,-). Kalau tanpa berbelanja, pengeluaran saya hari itu adalah 23 SGD atau Rp.170,200,-.

Sumber Foto: Kamera saya, Tia, Pite, Iza, Surya. Pinjam foto-fotonya yah kawan-kawan :D. Terima kasih banyak sebelumnya.

Singapore (Hari Kedua)

Hari Kedua

Saya menyetel alarm pukul 04.30 WIB atau pukul 05.30 waktu Singapore. Begitu bangun, hal pertama yang saya lakukan adalah ke toilet dan dilanjut ke ruangan shower. Yups kebiasaan dimanapun. Begitu bangun, langsung mandi :D. Balik dari ruang shower, di kamar ada beberapa orang yang masih ngumpulin nyawa. Shalat subuh dulu, kemudian liat ke kitchen. Ternyata belum ada makanan. Makanan baru tersedia pukul 07.00.

Saya, Tia, dan Sakti yang saat itu sudah rapi, memilih keliling daerah hostel, sekalian Sakti nyari 711 untuk beli mi. Kita juga melewati Masjid Sultan. Beres muterin daerah yang kita puterin semalam, Sakti balik ke Hostel, saya dan Tia lanjut hingga diujung jalan. Seru juga melihat geliat pagi hari kota Singapura. Banyak anak berseragam sekolah yang lalu lalang di pagi itu. Mereka jalan berkelompok dan menenteng tas yang seragam. Ternyata di Belakang Victoria Street, bangunannya adalah bangunan lama yang masih terawat. Kita berjalan hingga tiba di Jalan Kubor dan kembali ke hostel. Saat melihat ke kitchen, eh sudah ada berlembar-lembar roti, dua toaster, selai, mentega, gula, creamer, dan teh. Tinggal bikin sendiri dan makan. Selai strawberry-nya tidak seenak yang saya bayangkan ternyata. Besok-besok mending celupin roti ke teh dan makan mi aja. Selesai makan, cuci piring dan gelas, kita siap-siap untuk menjelajah kota \(^o^)/.

Business District 

Tujuan pertama kita hari ini adalah Business District. Kita keluar hostel tepat pukul 08.00 yang berarti jamnya orang masuk kerja. Hiruk pikuknya keliatan banget di stasiun MRT. Banyak yang berjalan cepat dan bahkan ada yang berlari, antrian orang di escalator, dan penuhnya MRT. Dari stasiun Bugis kita ke stasiun Raffles Place. Didalam MRT, orang sibuk masing-masing. Ada yang membawa cangkir kopi, membaca e-book ataupun bahan presentasi di ipadnya, mengecek e-mail – mendengarkan lagu – main games dari androidnya (saya jarang nemu yang pake blackberry di sini), dan ada yang membaca buku. Keluar dari Stasiun Raffles Place, kita melihat berkeliling yang merupakan gedung perkantoran. Sempet foto-foto dulu dengan latar belakang orang yang lalu lalang :)). Walaupun banyak gedung bertingkat, ruang hijau tetap ada dong! Salut banget sama pemerintahannya nih.

Dari Business district kita berjalan ke depan Hotel Fullerton untuk melihat Marina Bay Sands dari seberang. Kemudian berjalan menyusuri sungai hingga sampai ke Merlion Park. Padahal masih pukul 09.00 tapi turis udah banyak aja di sini *ngarep bakal sepi karena hari kerja*. Foto-foto dari berbagai sudut dan gaya plus duduk bentar, lanjut perjalanan melewati jembatan, nyebrang jalan lewat bawah, lanjut ke arah Asian Civilization Museum. Karena tujuan hari ini tur kota, jadi ga masuk ke museumnya. Lanjut deh jalan menyusuri sungai hingga bertemu dengan Raffles Landing Site. Saat melihat Raffles Landing Site ini kita bisa melihat diseberang sungai gedung-gedung tinggi modern bersebelahan dnegan gedung dua lantai dengan bentuk model perumahan Cina. Itu beneran keren banget. Iri deh dengan Singapura yang bisa menyandingkan antara modern, tradisional, dan juga taman di pusat kota. Semoga Indonesia bisa seperti itu juga.

Selanjutnya, kita kembali menyeberang jalan menyusuri Padang bay. Belok di Coleman Street dan melihat St. Andrew’s Cathedral. Kemudian kembali berjalan melewati lampu merah, hingga kita melihat Central Fire Station yang berada dipojok jalan. Setelah itu berjalan menuju Philatelic Museum, Bible House (dan tertarik apakah Al-Qur’an juga ada di sana, soalnya itukan rumah kitab suci :D), dan bertemu dengan Registries of Civil and Muslim Marriages. Di dekat sana, kita akan menemukan tangga menuju Fort Canning Park. Istirahat untuk duduk, ngemil dan minum dulu di sini sebelum melanjutkan perjalanan ke stasiun Dhobi Ghaut. Dari sana naik MRT North South Line menuju Orchad Road.

Di Orchad, kita masuk ke Lucky Plaza buat makan (dapet makanan halal, makanan Jepang seharga 4 SGD!!). Setelah makan kita berpisah menjadi dua rombongan, yaitu yang mau belanja dan liat-liat doang. Di Lucky Plaza saya keluar masuk beberapa toko macam Giordano, Bosini, dan Hang Ten, lanjut jalan-jalan buat nyari es krim. Es krim yang terkenal adalah Uncle Ice Cream yang merupakan kakek-kakek yang berdagang ice cream di sepanjang orchad road ini. Harga sepotong ice creamnya adalah 1 SGD. Kita bisa makan pake wafer ataupun roti. Hmmm sedapnya panas-panas makan ice cream balok gede dan murah :p. Setelah makan ice cream dan bertemu kembali dengan anggota kelompok, kita naik bus menuju Brash Basah Complex. Buat yang suka buku, disini pusat penjualan buku baru dan buku bekas. Buat yang nyari buku pelajaran, lonely planet, dan buku berbahasa mandarin, di sini nih pusatnya. Puas nyari-nyari buku, kita berjalan menuju stasiun City Hall untuk naik MRT North South Line ke Dhoby Ghaut dan pindah jalur MRT North East Line menuju China Town. Buat yang nyari pernak pernik buat oleh-oleh di sini pusatnya. Saya bahkan menemukan 10 SGD untuk 18 gantungan kunci!! Di sini, saya juga menemukan ada toko pernak pernik Tintin. Pasangan saya bisa galau mendadak nih kalau ke sini :)). Puas cuci mata dan belanja oleh-oleh untuk penyandang dana liburan (baca: orang tua), saya dan Tia memisahkan diri dari rombongan. Maklum waktu masih menunjukkan pukul 15.30. Masih banyak waktu sebelum ke Marina Bay Sands pukul 18.00 nanti.

Tujuan saya dan Tia setelah berpisah adalah mengunjungi Peranakan Museum. Dari Stasiun Chinatown, kami kembali ke City Hall untuk berjalan kaki menuju Peranakan Museum. Harga untuk masuknya adalah 6 SGD (Adult), 3 SGD (Mahasiswa). Peranakan Museum ini mengeksplorasi budaya masyarakat peranakan di Asia Tenggara. Museum ini menempati bangunan bekas sekolah Cina “Tao Nan”. Ia memiliki koleksi lengkap dan komprehensif untuk benda-benda Peranakan dari 10 galeri yang berada diketiga lantai gedung. Menariknya, disin isaya banyak menemukan berbagai ragam sarung dengan motif kayak batik Cirebon XD. Untuk info lengkap bisa langsung mengunjungi websitenya. Setelah dari Peranakan, kami berjalan menuju Singapore Philately Museum. Untuk biaya masuk museum ini adalah 5 SGD dan kita akan mendapatkan dua kartu pos naga dan empat kartu pos Tintin. Di sini kita dapat melihat koleksi dari masa ke masa mengenai perangko. Bahkan ada arsip perangko mulai dari tahun 1980-an loh! Galerinya memperkenalkan mulai dari perangko pertama di dunia, perangko sebagai jendela dunia, dan juga berbagai jenis perangko yang masuk daftar koleksi. Daftar koleksi ini seperti perangko seri glow in the dark, 100 tahun FIFA, perangko bertahtahkan swarovski, gold foil, the Simpsons series, dan juga Dragon series. Buat pecinta Tintin, museum ini sedang mengadakan exhibition perangko seri Tintin. Buat pecinta Tintin bakal ngarep banget buat bawa pulang perangko-perangko lucu ini.  Untuk yang mau lebih tahu soal Singapore Philatelic Museum bisa klik disini. Puas berjalan-jalan, kita sempet masuk mall buat cari cemilan sebelum melanjutkan perjalanan menuju stasiun Harbour Front dan bertemu dengan Surya, Pite, dan Sakti.

Setelah bertemu dengan Surya, Pite, dan Sakti, kami berlima melanjutkan perjalanan naik jalur Circle Line menuju Stasiun Bayfront. Disini, kita ke Marina Bay Sands untuk melihat Singapura di malam hari. Niatmya sih pengen naik ke atas Marina Bay Sands Hotel dengan membayar 19 SGD, tapi kok yah sayang duit, jadi kita lihat kota dari bawah saja sambil menunggu Iza dan Chyntia yang pergi ke pusat Factory Outlet murah untuk belanja. Sambil menunggu mereka, kita sempet dapet pertunjukan gratis air mancur dan juga laser yah indah dan keren banget di depan Marina Bay Sands. Ga terduga banget deh bisa nonton pertunjukan keren ini. Dari sini juga kita bisa melihat gemerlap lampu kota bagai sedang di Hongkong!! Keren banget deh. Pertunjukan selesai, tidak lama Iza dan Chyntia datang. Sempet duduk-duduk bentar dan lanjut perjalanan menuju Qlarke Quay. Dari stasiun Bayfront ini kita menuju Promenade untuk ganti MRT  Circle Line menuju Dhoby Ghaut dan pindah ke North East Line untuk ke stasiun Qlarke Quay. Disini kita akan menemukan sederetan tempat makan dengan pemandangan sungai. Berhubung capek dan males mikir nentuin di mana makan, kita ngisi perut dulu dengan beli makan di 711 dan duduk serem ditepi sungai. Disebut duduk serem, soalnya tempat kita duduk ini ada undakannya dan curam banget. Salah dikit, bisa kecebur ke sungai yang ada x_x. Setelah makan, berhubung udah kenyang juga, duit menipis, dan capek, ga jadi aja gitu kita makan di tempat nongkrong di Qlarke Quay. Untuk ngehemat waktu, dari Stasiun Qlarke Quay kita naik MRT menuju stasiun Outram Park dan ganti ke East West Line menuju Bugis. Sesampainya di hostel, hal yang pertama saya lakukan adalah menaikkan kaki ke atas dinding. Capek bener dah. Dipikir-pikir kita hard core gini jalan-jalannya  :)).

Total pengeluaran saya hari kedua ini adalah untuk mengisi EZ Link 10 SGD, Makan 10 SGD, beli sim card Singtel 15 SGD, Museum 11 SGD, dan beli oleh-oleh 35 SGD. Totalnya adalah 76 SGD atau  Rp.562,400,- (1 SGD = Rp.7,400,-). Kalau dari Indonesia udah pake provider yang bisa roaming internasional dan ga belanja, pengeluaran bisa ditekan hingga 26 SGD (Rp.192,400,-).

Sumber Foto: kamera saya. Terima kasih juga kepada Surya, Pite, Iza dan Tia karena saya meminjam beberapa foto dari kamera kalian :).

Singapore (Hari Pertama)

HAri Pertama

Tanggal 25 Maret 2012, saya dan enam orang teman satu angkatan dan satu kelas di Fakultas Psikologi UNISBA berlibur ke Singapura. Keenam teman saya itu bernama Yaya, Tia, Pite, Sakti, Iza, dan Cyntia. Kita sudah merencanakan liburan ini sejak satu tahun yang lalu. Jauh sebelum kita lulus. Ceritanya, perjalanan ini adalah hadiah dari kita untuk diri sendiri yang telah berjuang melepas status sebagai mahasiswa S-1. Walau saat berangkat ada satu yang belum lulus, tapi ia sudah selesai sampai Bab V kok, tinggal sedikit revisi dan menunggu pendaftaran untuk forum.

Awalnya, kita hanya berencana pergi bertiga, sehingga kita membeli tiket untuk tiga orang. Kebetulan Air Asia sedang diskon dan mendapatkan tiket pesawat Bandung-Singapura seharga Rp.163.000,-. Saat ingin membeli tiket pulang, harganya sekitar Rp.350.000,-. Kita kira lain waktu akan ada harga tiket yang lebih murah, sehingga diurungkan dulu niat untuk membeli tiket pulang. Kemudian dua orang kawan kita di kampus ingin ikut, yang satu ngikut kami membeli tiket pergi saja, yang satu lagi membeli tiket pulang-pergi dengan harga Rp.500.000,-. Saya dan kedua orang lainnya membeli tiket pulang saat akhir tahun dan mendapatkan harga 72 SGD atau sekitar Rp.469.800,- (saat 1 SGD = Rp.6.800,-) untuk penerbangan dari Singapura ke Jakarta. Kawan saya yang satu lagi, ternyata masa berlaku pasportnya tepat enam bulan sebelum kadaluarsa, sehingga untuk membeli tiket pulang ia harus memperpanjang pasport terlebih dahulu. Dua orang yang lain baru membeli tiket ketika akhir Februari dan mendapatkan tiket paling mahal yaitu Rp.1.000.000,- pulang pergi. Saya pribadi mengeluarkan Rp.633.000,- untuk tiket PP tidak termasuk airport tax Bandung (Rp.75.000,-) dan travel dari Jakarta ke Bandung (Rp.80.000,-).

Berhubung kita membeli tiket pesawat dengan jam bervariasi, jadi jadwal pergipun terdiri dari dua kloter. Kloter pertama seharusnya pergi pukul 08.00 WIB, tetapi empat hari sebelumnya diberitahukan bahwa ada reschedule, sehingga pesawat mereka akan terbang pukul 05.55 WIB. Dua orang (Sakti dan Pite) berangkat, dua orang (Iza dan Cyntia) ketinggalan pesawat akibat terlambat mencetak boarding pass (Pesan moral: datanglah tepat waktu! Karena penerbangan bukanlah bus atau angkot yang menunggu penumpang. Selain itu selalu baca di website tata cara cetak boarding pass yang cepat). Iza dan Cyntia mendapatkan privilege karena ada reschedule, sehingga mereka bisa ikut penerbangan berikutnya dan dapat kursi dekat pintu darurat.

Penerbangan saya, Yaya, dan Tia tanggal 25 Maret 2012 itu jam 11.15 WIB. Saya sudah berada di Bandara Husein Bandung pukul 09.00 WIB. Begitu sampai ke dalam bandara, hal pertama yang kami lakukan adalah check-in dan mencetak boarding pass. Setelah itu celinguk celinguk menunggu imigrasi buka. Tidak lama, pasangan saya yang menunggu saya di luar mengatakan ia melihat dari tv di luar kalau pesawat saya delay selama 4 jam. Jeger!! Lama banget. Akhirnya kita keluar dulu dan sempet makan siang di depan Bandaranya :)). Hikmahnya sih bisa ngobrol lebih lama sama pasangan dulu :p.

Bandara Husein

Saat sudah menunjukkan pukul 12.00 WIB, saya kembali pamit ke pasangan dan masuk ke dalam bandara lagi. Eh ditanyain satpam, sudah dapet jatah makan dari Air Asia apa belum. Langsung deh ke counter dan memperlihatkan boarding pass, dapet paket nasi panas dari Mcd. Berhubung kita sudah makan, jadi McDnya dibekel aja buat makan malam nanti :p. Pukul 13.15 akhinya bisa ke imigrasi dan masuk ke boarding room. Ternyata boarding room Bandung oke juga yah. Tempatnya cukup luas, ada toilet, mushala, dan cafenya :D. Akhirnya kita baru boarding pukul 15.00 WIB dan terbang pukul 15.30 WIB. Cuaca agak mendung dan menyebabkan goncangan. Efek Bandung yang memang terletak di kelilingi gunung kali yah. Cuaca cerah baru terlihat setelah lewat kota Bandung. Biru banget langitnya!!

Changi Airport

Akhirnya setelah menempun 90 menit, sampailah kita di Changi Airport. Berhubung Singapura lebih cepat satu jam, kita menginjakkan kaki di airport pukul 18.00. Langsung terasa yah bedanya bandara internasional ini. Di Bandaranya sendiri selain emang udah oke, banyak banget toko, cafe, dan tempat makan. Jadi menunggu boarding room buka, bisa santai dulu. Saat melewati imigrasi, petugasnya sampai harus mengecek muka saya dua kali karena perbedaan potongan rambut dan foto yang ga kontrol muka (salahkan petugas imigrasi yang asal moto!!). Keluar dari terminal satu, kita naik trem ke terminal dua untuk mencapai MRT (Mass Rapid Transportation). MRTnya sendiri kudu turun empat lantai!! Di sana sudah menunggu Pite dan Sakti yang berbaik hati menjemput kita. Beli dulu EZ Link seharga 12 SGD dan tinggal tempel di pintu sebelum masuk ke ruang tunggu MRT.

Bugis

Kita naik MRT jalur hijau (East West Line) hingga Tanah Merah dan di lanjutkan naik MRT hijau lagi ke arah Joo Koon untuk turun di Bugis. Efek Indonesia ga punya MRT, jadi berasa banget kampungan dan seru naik MRTnya :)). Dari MRT Bugis , kita naro barang dulu di ABC Hostel dan sempet makan dulu. Maklum laper banget!!  Beres makan dan naro barang, kita berjalan ke Arab street dan Bugis Street. Tadinya kita mau ke daerah China Town atau Marina Bay, apa daya sudah pukul 20.30 waktu Singapura. Daripada buru-buru di sana, mending jalan santai di Bugis Street. Muter Bugis Street yang emang pusat buat belanja ini, saya sih hanya ngeceng aja dulu :D. Maklum duit harus di hemat. Daripada belanja, saya lebih memilih mencoba mashed potato di seven eleven seharga 1 SGD.

Total pengeluaran untuk hari pertama ini adalah Rp.75,000,- untuk airport tax bandara dan 13 SGD untuk kartu MRT dan cemilan, 63 SGD untuk hostel, dan 10 SGD untuk deposit hostel. Total pengeluaran hari pertama adalah Rp.75,000,- dan 86 SGD atau Rp.711,400,- (1SGD = Rp.7,400,-).

Sumber Foto: Kamera saya dan Surya