Berita Duka Cita

Ga pernah ada manual book untuk menghadapi kematian orang terdekat.

Begitu pun saat saya mendengar dering hp pukul 04.30 di hari Jumat, 12 Januari 2024. Saat itu saya baru bangun dan masuk ke kamar mandi. Perasaan saya sudah ga enak, ada berita apa ini?! Lalu mama pun mulai terdengar menangis. Segera saya keluar dari kamar mandi, menuruni tangga, dan menghampiri mama. Uwo, kakak tertua dari mama meninggal. Salah satu tante saya menelpon dan memberitahu berita tersebut. Saya pun mendekap mama yang menumpahkan kesedihannya. Lalu kami pun disibukkan dengan memberi tahu keluarga yang lain dan mengatur pemberangkatan menuju rumah almarhumah yang berada di Subang serta memastikan tempat pemakaman di area Soreang. Kakak beradik yang usianya sudah tidak muda itu pun berbagi tugas, siapa yang ke Subang, siapa yang ke Soreang, dan yang di luar kota mencari tiket menuju ke Bandung. Sementara kami yang ponakan-ponakan ini berbagi tugas siapa yang mengantar orang tua kami, siapa yang bisa datang, siapa yang tidak bisa, dan siapa yang mau menyusul. Selama akhir minggu ini, saudara dan sepupu jauh pun berdatangan silih berganti untuk menjenguk keluarga yang ditinggalkan.

Rasanya belum habis mencerna emosi terkait keluarga terdekat yang meninggal, saya kembali mendapatkan kabar duka. Kali ini dari seorang rekan kerja yang cukup dekat. Ayahnya baru saja meninggal siang ini. Saya segera bertanya kepada beberapa orang agar ada teman berangkat bersama ke rumah duka. Sesampainya di sana, saya pun menemukan banyak sekali teman-teman yang beririsan dengan saya, baik di pekerjaan maupun bertemu di lingkar pertemanan yang lain. Beberapa wajah yang sudah lama tidak bertemu, hadir di malam itu. Kami semua berkumpul untuk memberikan pelukan hangat dan rasa turut berduka cita ke rekan kerja. Sampai saya pulang, tamu-tamu masih banyak yang berdatangan ke rumah duka.

Hingga diperjalanan pulang, saya termenung. Di saat-saat seperti ini, badan dan pikiran terasa buntu dan kaku. Lidah pun seketika kelu. Di saat seperti ini rasanya saya menjadi serba salah saat mau berucap. Saya jadi mengingat ketika bulan lalu, istri dari teman dekat saya pun meninggal. Betapa sedihnya saya dan teman-teman yang lain melihat patahnya teman saya ini. Rasanya sisa-sisa kedukaan itu masih terasa dan sedang diolah, sebelum akhirnya ada berita duka dari keluarga inti mama. Apabila ingin berkata sabar dan dikuatkan, tentu selama ini orang-orang yang ditinggalkan sudah cukup bersabar dan dikuatkan. Pada akhirnya, kami lebih banyak membicarakan mengenai kebaikan-kebaikan dari almarhum, atau pun bertukar kabar dengan orang-orang yang kami temui di tempat duka.

Rasa-rasanya saat dihadapkan pada meninggalnya seseorang, terkadang kita tidak serta merta segera menerima semua emosi yang menghadang. Ada urusan pemakaman, surat kematian, dan juga urusan-urusan lain yang membuat kita terkadang mesti menunda menepuk-nepuk diri sendiri dan mengolah emosi kehilangan ini.

Semoga kerabat terdekat saya, ayah dari rekan kerja, dan juga istri dari teman terdekat saya ini mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan YME, diampuni dosa-dosanya, dan kita bisa bertemu lagi di surga-Nya.

Konser Pertama di 2024

Konser pertama di tahun ini adalah nontonin adek-adek Korea Selatan, Lucy. Ini adalah kali pertamanya juga untuk Lucy manggung di Jakarta. Konser mereka kali ini diberi tajuk “We are Landing”. Awalnya karena di hari yang sama ada GDA (Golden Disc Award) Jakarta, saya mikirnya, bakal sepi nih konsernya. Apalagi hingga hari H, tiket konsernya belum sold out. Ternyata dugaan saya salah!! Walwal (sebutan fans Lucy) yang dateng banyak banget dan hampir memenuhi 3/4 dari venue konser. Ga berasa kosong venuenya. Mereka pun datang dari berbagai tempat dan juga luar negeri loh. Bahkan kalau dengar dari bahasanya ada yang datang dari Singapur dan juga Korea Selatan!

Konsernya sendiri dijadwalkan mulai pukul 18.30, yang mana cuma ngaret 5 menit aja!! Awalnya saya sempet kaget melihat rundown acara dari panitia karena konsernya hanya berlangsung 90 menit aja. Untunglah ternyata konsernya lumayan lama, sampai nyaris jam 21.30!! Konsernya dimulai dari lagu Opening, lalu mereka pun menyapa penonton serta mengenalkan diri dan posisi mereka di band menggunakan bahasa Indonesia dan cukup lancar!! Lalu konser pun dilanjutin sama lagu straight line dan jogging. Beneran bisa banget naikin mood penontonnya. Apalagi video yang ditampilkan di layar beneran menyatu sama lagunya. Baguuuuss bangeeetttt.

Selain menyanyikan lagu-lagu yang udah ada di setlist, ternyata mereka juga menyiapkan beberapa kejutan. Seperti Gwangil yang turun dari posisinya sebagai drummer dan megang gitar akustik menyanyikan lagu Hot. Lalu mereka juga membawakan lagu country berjudul Wonderful Barn. Paling pecah adalah saat mereka membawakan lagu Dan dari Sheila on 7 dong!! Sampai lagunya dibawain 3x selama konser!! Keliatan banget Lucy seneng sama respon penontonnya yang memang udah macam penonton Dahsyat. Selain itu interaksi penonton dan Lucy pun seru dan menyenangkan. Berasa tiap reff selalu sing a long dan ada bagian-bagian yang saling mengisinya. Yechan, Wonsang, Gwangil, dan Sangyeob dibikin terpukau sama penonton konser mereka di Jakarta. Sangyeob sampai ngomong “kok kalian bisa apal sih sama lagu-lagu kita?”.

Gwangil nyanyi Hot

Apalagi saat encore. Setelah menyanyikan 4 lagu penutup, Lucy pun meminta untuk foto bersama dengan Walwal. Ketika sedang bersiap-siap mau foto, tiba-tiba lampu dimatikan dan jrenggg!! Ada video fans project dari Walwal Indonesia. Mereka bikin video perjalanan Lucy dari tahun 2020 dan ucapan serta pesan dari fans menggunakan bahasa Indonesia, Inggris, dan Korea. Lalu diakhirnya semua penonton menyanyikan reff lagu You are My Light sambil pegang banner dan nyalain senter hp. Saya yang nontonnya aja merinding dan terharu, apalagi mereka berempat yang di depan ya. Awalnya mereka ga ada yang ngeuh sama banner itu sampai akhirnya Sangyeob ngelirik ke penonton dan ngeliat banner dan nyala senter penonton. Mereka keliatan terharu bangeet sampai ngebungkuk sedalam-dalamnya dan Yechan susah berdiri karena nahan nangis yang akhirnya pecah jugaaaa. Sampai satu Balai Sarbini teriak “Uljima.. uljimaa..” buat nyemangatin Yechan.

Akhirnya setelah Lucy dan penonton tenang, kita pun foto bareng dan akhirnya mereka pun beneran ngucapin selamat tinggal dan sampai ketemu tahun depan katanya!! Penonton silver dan gold pun keluar dari venue karena acara bakal berlanjut sama hi-bye dan photo group buat section platinum, diamond, sama VIP.

Di pintu keluar, ternyata dibagiin poster, air mineral, sama ramyun dong!! Sungguh pengertian deh panitia kalau penontonnya lapar dan haus abis noraebang dan badan ikut gerak selama konser. Panitia di lapangan pun sigap dan rapi banget alurnya. Penontonnya pun tertib, ga ada yang aneh-aneh atau nyoba pindah section.

Terima kasih Lucy sudah landing di Jakarta. Until we meet again!

Band Lucy – Perkenalan dan Perjalanan Menuju Konser

Lucy adalah band yang berasal dari Korea Selatan. Mereka ini terbentuk dari hasil acara Superbandnya JTBC tahun 2019. Di awal terbentuknya, bandnya terdiri dari empat anggota, tapi salah satu membernya ada yang keluar karena mereka mendapat juara ke-2 di acara Superband. Akhirnya membernya ini digantiin oleh Sangyeob. Akhirnya Yechan (biola), Sangyeob (gitarist), Wonsang (basist), dan Gwangil (drummer) pun debut sebagai band Lucy di tahun 2020, di bawah naungan Mystic Entertainment. Oia mereka berempat ini bisa nyanyi semua dan ditiap lagu selalu ada pembagian suaranya, walaupun begitu porsi terbesar ada di Sangyeob.

Saya pertama kali kenal dengan mereka secara ga sengaja, lewat acara program musik mingguan Korea Selatan. Saat itu sebenernya lagi nungguin comeback stagenya CNBlue yang baru rilis album lagi pasca keluar wajib militer. Eh sebelumnya ada Lucy yang lagi mengenalkan single barunya juga, Snooze. Sejak itulah saya jadi suka dan mengikuti lagu-lagunya Lucy. Warna lagunya yang berbeda dari band lain dan ada pemain biola di bandnya, menjadi salah sekian alasan saya menyukai Lucy. Apalagi saat lagu Jogging di mini album Panorama keluar, fix jadi lagu yang nemenin saya lari!!

Oia band Lucy ini juga suka mengisi soundtrack drama Korea loh seperti zombie detective, run on, moonshine, rocky cops, dan bad prosecutor. Mereka juga beberapa kali ada project kolaborasi, salah satunya adalah dengan 10cm!! Semakin seneng aja ngedengerin lagu-lagunya Lucy ini.

Bulan Oktober tahun lalu, ada pengumuman kalau band Lucy mau konser di Indonesia!! Saat lihat flyernya di instagram, yang ada saya bengong 😶😶. “Beneran nih mereka mau konser di Indonesia?”. Saya merasa random aja. diantara negara asean lainnya, mereka memilih konser di Indonesia! Lalu mulailah berpikir “nonton.. engga.. nonton.. engga..” gitu aja terus sampai awal Januari 🤣🤣. Maklum pikiran ini terjadi karena saya bukanlah Walwal (sebutan untuk fansnya Lucy), apalagi takut ga hapal sama lagu-lagunya yang lumayan banyak juga itu. Ntar bengong lagi pas konser! Apalagi setelah ada pengumuman Golden Disc Award Jakarta juga di tanggal yang sama, jadi makin galau mau nonton yang mana. Akhirnya setelah ditimbang-timbang mulai urusan idol yang datang, lagu yang dikenal, jauh-dekat lokasi dan juga di venuenya nanti, saya memutuskan nonton Lucy ajaaa!! Kapan lagi kan mereka bakal dateng ke Indonesia.

Jadilah saya pergi ke Jakarta hari Sabtu kemarin sekalian ketemu dengan beberapa orang di area sekitar Benhil dan Semanggi. Doa saya saat hari itu adalah supaya Jakarta ga hujan sampai waktunya konser. Serem aja sama keribetan buat ke venue kalau hujan. Ternyata oh ternyata, Allah SWT berkata lain, hujan deras dan berangin dong siang-siang!! Sampai akhirnya terjebak di Kurasu Kissaten dari siang hingga sore. Saat hujan sudah mulai agak gerimis, saya langsung memesan gocar ke Balai Sarbini dan tiba di sana jam 15.30. Udah banyak dong Walwal yang dateng pakai baju biru muda. Berasa salah kostum karena pakai baju hijau. Tapi sudahlah kan memang ga lihat-lihat juga ke fandomnya mau ada acara apa atau project apa. Tujuan utamanya memang hanya nonton Lucy aja.

Saya ga nyangka bakal banyak yang dateng ke konsernya Lucy!! Setelah dilihat-lihat pun ada fans mereka dari Korea Selatan dan Singapur juga. Wouw…apalah aku yang dateng dari Bandung. Mereka ini sudah datang dari siang loh!! Melihat penyebaran umurnya pun beragam banget, bahkan ada orang tua yang dateng buat nemenin anaknya nonton konser. Menarik banget melihat interaksi antar fansnya. Ada yang jadi ajang ketemu sesama Walwal, ada yang jadi freebies hunter, ada yang kayak saya juga sendirian dateng ke konsernya karena pengen aja. Hujan yang turun di Jakarta tidak menyurutkan semangat mereka buat nonton Lucy!! Menyenangkannya lagi, antriannya rapiii. Mau yang foto, antri masuk ke venue, maupun saat keluar dari venue.

Untuk cerita konsernya sendiri, karena bakal panjang, saya ceritain ditulisan terpisah yaaa.

Have a Great 2024!!!

Selamat tahun baru!!

Cita-cita ngeblog pasca tulisan terakhir tinggal cita-cita karena perjalanan menuju melepas masa-masa menjadi guru. It was two amazing years and make me who I am today. Mengawali tahun baru dengan pekerjaan-pekerjaan baru dan juga rencana-rencana yang sempat tertunda selama dua tahun ini. Semoga semua berjalan lancar.

Keinginan di tahun ini ga muluk-muluk, saya cuma mau hidup lebih tenang, sehat, dan damai di tahun ini, juga banyak bahagianya. Hidup roller coaster dengan emosi nano-nanonya dicukupkan aja saat tahun 2023. Tahun ini napas dulu yaaaa….

Finish Strong!!

Beberapa bulan ini merupakan bulan yang berat untuk saya secara psikis dan fisik.

Bulan Juni awal saya harus masuk rumah sakit karena kena DB saat pekerjaan sedang di puncak-puncak padatnya. Tidak hanya sendiri, namun berdua dengan mama. Jadilah urusan domestik rumah dan perputaran untuk memastikan makanan ada di rumah mau ga mau dibagi bersama untuk dipikirkan dengan kakak (yang untungnya rumahnya dekat dengan kami) dan juga papa. Awalnya saya dan mama dirawat di rumah selama 3 hari yang mana tentu kami tidak bisa beristirahat total meski panas badan mencapai hampir 40 derajat. Hingga akhirnya di hari Jumat mamaku dulu yang akhirnya masuk rumah sakit dan dua hari kemudian saya menyusul. It was hard, but I feel grateful to see how my brother trying to handle everything at home. Kalau rumah jadi tidak tersapu selama seminggu, ya udahlah. Untungnya kita tinggal di Indonesia dengan kemudahan bisa memanggil semacam goclean untuk membereskan rumah yang sudah berdebu ini. Urusan di sekolah pun alhamdulillah ada yang menyokong beberapa pekerjaan.

Siapa yang menyangka ternyata bulan Juni ini seperti latihan untuk menghadapi hal lain di bulan-bulan berikutnya. Sudah beberapa bulan sebenarnya saya merasakan ada benda padat di payudara sebelah kanan. Saat menemukannya sudah pasti luapan emosi dan ketidakpercayaan berputar di kepala. Saya perlu waktu beberapa lama untuk mencernanya. Mulai dari tidak percaya, mengalihkan pikiran, hingga akhirnya saya menerima dan membicarakannya dengan keluarga inti, rekan kerja, dan sahabat-sahabat.

Akhirnya pertengahan September saya pun memeriksakan diri ke dokter bedah umum dan didiagnosis FAM (Fibroadenoma Mammae) atau tumor jinak payudara. Dokter pun menyarankan untuk dioperasi dan mengeluarkan FAM ini dan dilakukan pengecekan Patologi Anatomi. Tadinya dijadwalkan dioperasi satu hari setelah diperiksa, yang mana langsung saya tolak! Ada hal-hal yang perlu dilakukan dulu untuk mempersiapkan operasi ini, khususnya terkait pekerjaan saya di sekolah yang (lagi-lagi) sedang di puncak-puncak padatnya. Akhirnya setelah bernegosiasi dengan dokter, operasi pun dilakukan di awal Oktober. Saya pun mendapat cuti sakit dari sekolah selama seminggu.

Mendekati hari operasi, perut berasa mules, pikiran mulai ga fokus, dan deg-degan banget. Bahkan terkadang saya bisa menangis tanpa sebab. Semua rasanya saya terima dan sering banget minta peluk ke mama. Selain itu saya merasa beruntung karena sahabat-sahabat saya silih berganti tiba-tiba berdatangan untuk bertanya kabar. Tadinya ga pengen cerita, jadi bercerita dan meminta doa. Sungguhlah ditiap kesulitan itu ada kemudahan. Saat hari operasi dilaksanakan, pas banget hari Senin. Saya berada di rumah sakit hanya satu malam dan sisa hari di minggu itu dipakai untuk pemulihan. Untuk cerita soal proses administrasi dan perasaan saat operasinya akan ditulis terpisah. Bakal panjang banget soalnya.

Seminggu setelah operasi, saya pun check up dan alhamdulillah hasil PA-nya memang beneran FAM sehingga tidak ada tindak lanjut lain yang harus dilakukan. Tinggal memastikan luka operasinya kering dan menutup dengan baik. Saat ini, saya pun sudah masuk kerja dan beraktivitas seperti biasa. Hanya masih berusaha buat menghindari anak-anak kalau tiba-tiba berlari kencang ke arah saya ataupun ada yang mau tiba-tiba memeluk. Selain itu saya juga masih belum berani buat olahraga. Maklum luka operasinya masih terasa nyut-nyutan dan rasanya hilang timbul. Paling wouw rasanya itu waktu awal pergi ke sekolah dengan naik motor!!!

Ternyata bentuk FAM ataupun kanker itu tidak melulu ada benjolan. Selama ini saya mengira akan merasakan tiba-tiba benjol dibagian tubuh tertentu. Ternyata di saya bentuk FAM-nya adalah benda padat yang baru terasa saat disentuh. Mungkin saya dulu tidak pernah rajin atau merasa ga perlu-perlu amat melakukan pemeriksaan kanker payudara sendiri (SADARI), namun dari pengalaman ini, ternyata melakukan pengecekan sebulan sekali bisa membantu kita untuk lebih waspada ketika ada perubahan yang berbeda dari payudara. Selain itu ternyata tidak semua benjolan akan dan pasti adalah kanker, bisa jadi tumor atau malah ada efek dari TB. Saya pun baru tahu kalau TB atau yang lebih kita kenal dengan TBC yang biasa menyerang paru-paru, ternyata jenisnya ga hanya itu, tapi bisa jadi TB yang berefek pada bagian tubuh yang lain dengan memunculkan benjolan. Mungkin karena pengetahuan saya pun minim terkait benjolan ini dan semuanya baru diketahui saat saya sedang menjalaninya sehingga di awal terasa sekali emosi yang naik turun dan juga ditekannya. Saat benjolan ini datang, ternyata kemungkinannya bisa sangat banyak sehingga pemeriksaan lebih lanjut ke dokter adalah langkah yang dapat dilakukan. Minimal ga bikin pikiran dan emosi jadi menebak-nebak soal benjolan apa sebenarnya yang bersarang di badan.

Di bulan peduli kanker payudara ini, izinkan saya untuk memberi semangat untuk semua yang sedang melewati perjalanannya menghadapi apapun bentuk tumor/kankernya juga untuk keluarga dan orang terdekat yang mendampingi: It feels hard and we never know what is that gonna happen in the future, but in this state, I can say it will be a marathon. It can be stormy weather, it could be rainy, but it also can turn out to be breezy and sunny when you run. So it is okay to feel not okay but keep going until finished. You will finish strong!!

Hardening

As you grow older every day, your body and mind become harder.

Dahulu, saya tidak terlalu yakin bahwa semakin tua kita akan menjadi semakin konvensional. Namun, saat memasuki usia pertengahan 30-an, saya mulai merasakan hal tersebut. Ini tidak berarti saya tidak mau berubah, tetapi pada kenyataannya, ketika mencapai usia 30 tahun, kenyamanan bukanlah tentang terus menerus menantang diri untuk menjadi yang ‘paling’ atau ‘ter-’. Menginjak usia 30 tahun, settle down menjadi penting. Kenyamanan dan keinginan untuk memiliki ritme yang lebih tenang dan damai menjadi hal yang penting.

Fleksibilitas dan penajaman pengetahuan dan pemikiran tentu masih terus diasah, meskipun tak mudah dilakukan. Karsa untuk mengasah, belajar, dan terbuka menerima perubahan dalam setiap hal menjadi harus diupayakan di tengah kesibukan berjibaku untuk bertahan hidup (yaitu bekerja). Jika sebelumnya ada kemewahan untuk belajar, mencari pengetahuan, dan terkadang hal-hal berbau konspirasi, sekarang semuanya dilakukan dengan usaha keras di antara deadline pekerjaan, waktu untuk keluarga, dan waktu istirahat.

Tidak hanya fleksibilitas dalam hal berpikir, tetapi juga dalam hal fisik. Semakin hari, kekakuan tubuh semakin nyata terasa. Penyakit-penyakit mulai mengintai seiring bertambahnya usia. Mulai dari penumpukan lemak, penumpukan gula masalah jantung, dan lain-lain, semuanya melibatkan akumulasi dan pengerasan yang menjadi penyakit. Sayangnya, pengerasan ini terjadi pada usia yang semakin muda seiring berjalannya waktu. Kurang tidur, konsumsi makanan tinggi lemak, gula, dan garam, serta kurangnya aktivitas fisik menjadi faktor penyebabnya. Paling terasa untuk saya sudah tentu masalah pegal-pegal saat terlalu banyak berkegiatan.

Lalu, bagaimana saya menyikap hal ini? Upaya yang saya lakukan adalah dengan menyediakan waktu melakukan kegiatan-kegiatan yang melatih fleksibilitas seperti wet on wet painting, yoga, berjalan di lingkungan sekitar dan mengasah keindahan yang ditawarkan alam melalui hal-hal yang kecil. Tidak mudah dan harus menyediakan waktu. Namun sebenarnya tidak perlu waktu yang lama untuk mengerjakannya. Semoga bisa tetap istiqamah.

Pertama Kali Fan Meeting: Bertemu Lee Jae Hoon

Perjalanan menuju fan meeting Lee Jae Hoon bisa dibaca di sini.

Acara fan meeting Lee Jae Hoon diselenggarakan di ballroom Hotel Pullman yang satu lokasi dengan Mall Central Park Jakarta tanggal 19 Maret 2023 kemarin. Acaranya dimulai tepat pukul 19.00. Sebelum masuk ke ballroom hotel, saya bertanya ke bagian informasi buat memastikan bagaimana cara saya mengantarkan tiket punya Mbak Joice ke tangannya dengan selamat. Posisi Mbak Joice saat itu masih di Soekarno Hatta. Untung ada Mas D dibagian informasi yang berbaik hati untuk dititipi gelang tiketnya. Setelah memberikan kabar ke Mbak Joice, saya mencari Mbak Dewi untuk bareng-bareng masuk ke ballroom.

Indra Herlambang, Lee Jae Hoon, dan Mbak Penerjemah

Tidak lama dari saya duduk, acara pun dimulai. Tiba-tiba Lee Jae Hoon muncul ke panggung sambil membawa koper. Sesuai dengan tema fan meetingnya: vacation, jadi kita mau diajak jalan-jalan sama Lee Jae Hoon. Setelah menyapa fansnya, Indra Herlambang sebagai mc dan Mbak Penerjemahnya pun muncul di panggung. Fan meeting ini dibagi menjadi dua sesi. Sesi pertama ini bercerita soal keinginannya untuk menyapa fansnya di Jakarta, juga ada sesi tanya jawab soal kegiatan Lee Jae Hoon akhir-akhir ini yang sudah pasti terkait dramanya yang sedang tayang di Viu, Taxi Driver 2. Di sesi ini, Lee Jae Hoon ditanya mengenai persiapan apa saja yang dilakukannya untuk memerankan Kim Do Gi di Taxi Driver 2. Viu bisa aja nih mancing pertanyaannya, jadi seperti yang sudah dilakukannya di fan meeting Manila, di Jakarta Lee Jae Hoon ga segan-segan memamerkan otot-ototnya ke fansnya. Udah pasti lah ya se-ballroom pada heboh semua!! Selain itu, Lee Jae Hoon juga cerita soal makanan kesukannya yang pengen dicicipin saat di Jakarta, tak lain dan tak bukan adalah Indomie!! Mbak Penerjemahnya sampai mesti hati-hati biar yang keluar itu bukan merk dagangnya dan tetap menerjemahkan sebagai mi goreng 😂😂. Cerita soal Lee Jae Hoon suka banget sama indomie ini udah bolak balik dia ceritain tiap ditanya mi kesukaannya, mulai dari acara radio, saat dateng ke acaranya tokped Korea, sampai kemarin fan meeting. Apa Indomie ga mau nih menjadikan Lee Jae Hoon BA-nya? Di sesi 1 ini pun Lee Jae Hoon unjuk kebolehannya dalam bernyanyi lagu Lavy yang Thick and Thin. Suaranya bagus loh! Ada sih yang nadanya ga pas sedikit, tapi tetep bisa dinikmati nyanyiannya.

Saat sesi tanya jawab

Setelah bernyanyi, Lee Jae Hoon pun undur diri buat ganti baju. Sambil menunggu sesi kedua dimulai, saya kembali whats app Mbak Jo menanyakan sudah sampai di mana. Ternyata masih di jalan menuju CP 😱😱. Saya kembali pastiin supaya Mbak Jo langsung masuk ke lobi Pullman aja dan bilang tiketnya diamond untuk kemudahan akses ke lantai tempat ballroom berada. Sesi dua pun dimulai dengan tanya jawab soal pilihan-pilihan Lee Jae Hoon terkait kesukaannya saat berlibur. Jadi inget Lee Jae Hoon ini pernah liburan bareng Ryu Jun Yeol ke Cuba di acara Traveler. Di sesi ini juga, Lee Jae Hoon diajarin sama Indra Herlambang joget tiktok dan diminta buat nge-dance pakai lagu New Jeans yang dinyanyiin ramai-ramai sama seisi ballroom. Selain itu juga ada kuis dan pemenangnya diajak naik ke atas panggung buat foto bareng Lee Jae Hoon. Saya yang bukan penggemar beratnya ini hanya bisa sampai pertengahan kuis. Ke sananya udah angkat tangan. Apalagi karena banyak banget Hoonist (sebutan untuk penggemar Lee Jae Hoon) yang masih bertahan. Sampai akhirnya Lee Jae Hoon sendiri yang bertanya yang mana tentu aja ga ada yang tahu jawabannya, jadi beneran tebak-tebakan. Hingga ada dua pemenanng yang tersisa dan diajak buat naik ke panggung. Salah satu Hoonist ada yang sampai lemes banget kakinya dan ditempa sama panitia dan Indra Herlambangnya. Dia baru bisa jalan lagi waktu Lee Jae Hoon bilang buat meluk dia di panggung. Sedangkan Hoonist yang satu lagi kebalikannya, malah Lee Jae Hoon yang lari dan meluk penggemarnya ini. Such luckiest fans!! Setelah acara kuis, Lee Jae Hoon pun mendapatkan video dari Hoonist Indonesia. Saya yang menonton pun ikut terharu melihat video dari fansnya ini.

Lee Jae Hoon ini bener-bener ga ada filternya. Dia mau aja mengungkapkan soal cinta pertamanya di atas panggung dan suka banget ngasi fan services ke penggemarnya. Mulai dari menebar finger heart, mancing-mancing ke penggemarnya, ngeliatin abs, dan beneran ngasi kontak mata ke penjuru ruangan. Di akhir sesi 2 bahkan dia ngasi virtual hug dari atas panggung dan setiap sudut ke penggemarnya dengan berbagai gaya. Sampai Indra Herlambang ketawa ngakak bareng sama penerjemahnya. Indra Herlambang sebagai mc malam itu kayaknya ga perlu usaha keras untuk memancing pembicaraan bahkan lawakan dari Lee Jae Hoon. Setelah melakukan fan services-nya, ga jarang Lee Jae Hoon juga ngikik karena geli sendiri.

Lee Jae Hoon

Terakhir adalah acara Hi Bye di mana kita bisa dadah-dadah ke Lee Jae Hoon. Kalau di Manila dan Singapur, bahkan penggemarnya bisa beneran high five dan swafoto. Kalau di Jakarta sih untuk bagian awal ketat banget. Bahkan bagian keamanan sibuk banget ngehalau penggemarnya yang pengen high five. Termasuk seorang ibu panitia yang galak banget. Di satu sisi sebagai mantan usher yang pernah ngejagain fans signing, memang lah macam-macam kelakuan fans itu, jadi saya masih berempati dikit. Ngeri juga kalau Lee Jae Hoon kenapa-kenapa karena disruduk penggemarnya kan. Namun di pertengahan acara, bagian keamanan kayaknya udah lelah dan mulai membiarkan ketika ada penggemar yang mau high five. Lagi pula, Lee Jae Hoon ini beneran ramah banget. Selama Hi Bye, aktor berusia 38 tahun ini beneran kontak mata satu persatu ke yang dateng. Padahal selama fan meeting yang berdurasi 2,5 jam ini dia pun ga habis-habis energinya. Efek pulling sama sit up yang bikin badannya berotot itu juga kali ya.

Untuk acara fan meeting pertama, saya puas banget sih!! Lee Jae Hoon dengan semua keramahannya ini membuat standar yang tinggi nih buat saya kalau mau dateng lagi ke fan meeting. Bahkan penonton yang duduk di sebelah saya pun bilang bahwa ini adalah fan meeting terseru dan terasyik kedua setelah fan meeting-nya Park Bo Gum. Semoga perusahaan agensi barunya semakin bertambah penghuninya dan sukses terus dikarirnya. Saya, Mbak Dewi, dan Mbak Jo sampai berpikir, ini Lee Jae Hoon bisa santai banget ngasi fan services sama ngebocorin kehidupan pribadinya pun karena CEO Agensi sendiri kali ya 🤣🤣.

Menuju Fan meeting Lee Jae Hoon

Pertengahan bulan Februari, saya tiba-tiba mendapatkan tautan untuk membeli tiket fan meeting Lee Jae Hoon. Pengirimnya tak lain dan tak bukan adalah Mbak Joice 😁. Saya sempat bingung dulu ketika mendapatkan tautannya. Ini apa? Kok ada fotonya Lee Jae Hoon? Film terbarunya? Atau apa sik? Memang budayakan membaca ya teman-teman, saya beneran ga baca caption-nya sampai nanya lagi ke Mbak Joice itu tautan apa 🤣🤣. Ternyata fan meeting Lee Jae Hoon di Jakarta!! Udah gitu saya sempat galau dulu mau dateng atau engga. Saat melihat tanggalnya, pas banget sama tanggal saya libur dari pekerjaan. Lalu melihat pilihan kursi yang tersisa, cuma sisa platinum dan diamond dong!! Makkk mahal banget!! Sebagai newbie fan meeting, saya tidak tahu situasi seperti apa yang akan dihadapi. Tentu saya menimbang-nimbang pilihan ini dengan chat ke dua suhu perdrakoranku: Mbak Joice dan Mbak Dewi. Ngobrol sama Mbak Joice, dia beli platinum. Melihat harga memang mendingan yang platinum yak. Ngobrol sama Mbak Dewi, dia mah belinya diamond. Wouw mahal juga. Eh tapi setelah melihat-lihat harga tiket fan meeting yang lain, ternyata harga diamond Lee Jae Hoon tuh ga semahal yang dibayangkan! Apalagi sudah termasuk keuntungan duduk di bagian depan, mendapat poster, dan juga foto grup. Setelah penuh kegalauan dan didukung oleh kedua suhu perkoreaanku, akhirnya berhasil juga beli tiketnya dan ambil yang diamond. Dari pada menyesal beli yang murah dan ga keliatan, jadi sekalian beli yang diamond.

Fanmeeting Lee Jae Hoon

Setelah itu, saya ga pernah mengecek lagi email soal fan meeting ini. Kepikirannya tinggal dateng aja. Soal keuntungan beli diamond dan kawan-kawannya pun ga saya pikirkan lagi, karena anggep aja bayar untuk kursi yang lebih dekat dengan panggung. Eh h-3 saya di dm sama Mbak Dewi soal do and don’t yang dibawa dan dipakai saat fan meeting. Salah satu yang bikin senewen adalah tas pvc/berbahan plastik karena memang ga punya 🤣. Saya sampai bertanya ke beberapa orang dan mencari tahu di twitter soal tas pvc ini. Untung ada teman yang baru selesai nonton konser beberapa bulan lalu dan dia punya tas pvc, jadilah dipinjam dulu tasnya. Saat sedang mencari tas pvc ini, sampai-sampai saya dikira mau nonton konser Treasure!! Padahal tahu mereka konser pun engga. Lain waktu kalau mau nonton konser adek-adek Treasure ini.

Hari Minggu pagi tanggal 19 Maret 2023 bertolaklah saya ke Jakarta menggunakan moda transportasi shuttle. Sudah lama sekali sejak saya naik shuttle ke Jakarta. Jadi bisa melihat kembali jalan-jalan yang dulu biasa disambangi saat ada pekerjaan di Jakarta. Kalau lagi sepi kayak kemarin tuh emang asyik ke Jakarta, cuma panasnyaaaaa!! Untung saya dibekali kipas sama teman yang meminjamkan tas pvc-nya. Saya pun janjian bertemu Mbak Dewi di hotel tempat kita menginap setelah jam makan siang. Setelah menyimpan barang, saya sempat leyeh-leyeh sementara Mbak Dewi siap-siap. Lalu jam 3 sore kita pun pergi ke Mall Central Park (CP). Sampai CP, kita segera menukarkan tiket dengan gelang masuk ke acara fan meeting. Terus mengurusi tiket Mbak Joice juga karena Mbak Joice masih dalam perjalanan kembali ke Indonesia setelah liburan ke Korea Selatan. Setelah semua urusan penukaran tiket selesai, kita langsung makan di Genki Sushi yang selantai dengan tempat penukaran tiket. Di Genki Sushi, kita juga ketemuan sama temennya Mbak Dewi yang juga menonton acara fan meeting (yang setelah ngobrol ngalor ngidul, ternyata Shawol!!) dan bersama-sama kita ke ballroom hotel Pullman.

Sampai di tempat acara fan meeting, tiket diamond sudah diarahkan buat masuk ke ballroom hotel karena ada sesi acara foto grup bersama Lee Jae Hoon. Awalnya saya ga ada ekspektasi apa-apa dan ga cari tahu juga. Jadi ga kebayang akan seperti apa foto grupnya dan karena itu juga ga siap-siap dandan. Takutnya udah ke salon buat ngeblow rambut, eh ternyata hanya keliatan titik doang kan di foto. Ternyata, fotonya ber-20 dong!!! Deket banget! Udah gitu, karena Lee Jae Hoonnya selalu ada di atas panggung dan dijaga keamanan, jadi sambil menunggu giliran foto, sambil puas banget ngeliatin artisnya. Udah pasti saat Lee Jae Hoon naik ke atas panggung, orang-orang pada heboh banget!!! Apalagi buat orang yang beruntung buat berdiri di kiri dan kanan, serta duduk pas deket Lee Jae Hoon. Saya yang duduk di pojok aja star struck ngeliatnya. Untung ya ga ada yang pingsan!!! 🤣🤣. Saat foto grup, flownya smooth dan rapi. Tepuk tangan buat kerja keras seksi acara, usher, dan keamanannya. Orang-orang yang sudah mendapatkan giliran foto diarahkan buat langsung keluar ballroom. Jadi ga ada penumpukan di dalam ruangan.

Foto grup Lee Jae Hoon

Sambil menunggu sesi fan meeting dimulai, kami memutuskan buat duduk-duduk di bagian luar area ballroom sambil sesekali melihat matahari yang mulai terbenam. Di sini kami bertiga mengobrol ngalor ngidul dulu dan bersantai menikmati suasana yang ga banyak orang. Saat di bagian dalam, orang semakin banyak dan antri di berbagai booth, saya sih ga sanggup mesti berada di tengah keramaian itu. Kita pun masuk lagi ke dalam saat hari mulai gelap dan mennyari sudut yang ga terlalu ramai. Saat pintu dibuka pun, kita masih santai di luar. Dari pada gencet-gencetan buat masuk kan, mending di luar ya. Apalagi kita duduknya terpisah-pisah. Saat waktu menunjukkan 18.50, kita pun masuk ke dalam. Orang di kiri dan kanan saya sempat bernanya kok lama banget di luar, di dalam pun aku bingung mau ngapain. Eh tapi karena ini kita jadi kenalan dan ngobrol juga. Apalagi saya dikenalnya sebagai orang yang beruntung dapet poster bertanda-tangan Lee Jae Hoon sama mereka 😆. Oia untuk posisi duduk, posisi diamond ini deket banget sama panggung!! Apalagi saya ada di posisi D22 jadi udah deket, kebagian duduk di tengah! Alhamdulillah.

Mbak Joice dan Mbak Dewi, kakak perdrakoranku.

Oia, saat acara fan meeting ini berlangsung, di ballroom yang lain lagi ada acara pesta pernikahan!! Tamu-tamu yang dateng ke acara pesta pernikahan itu pada bingung kali ya, ada acara apa di ballroom ini sampai ramai dan riuh sama orang-orang 😂😂.

Untuk acara fan meeting-nya, saya ceritakan di tulisan berikutnya ya. Ternyata tulisannya sudah panjang banget.

Ulang Tahun Pernikahan ke-50

Sebelum mulai ngobrolin soal ini, ngucapin selamat tahun baru dulu kaliiiii. Tidak terasa sudah 21 hari sejak tahun 2023 dimulai. Besok juga tahun baru untuk tanggalan China. Semoga harapan dan doa-doa baik yang dikirim ke semesta bisa kembali ke diri sendiri, aamiin!!

Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan mama dan papa ke-50!! Bayangan mereka hidup berumah tangga hingga sampai di titik ini benar-benar membuat saya kagum. Lima puluh tahun memilih untuk terus berjuang dan saling mengerti di dalam sebuah hubungan bukan lah hal yang mudah. Apalagi di umur saya sekarang ini, kebahagiaan dan tantangan dalam pernikahan itu benar-benar rupa-rupa. Bukan hanya masalah hubungan suami istri, tetapi juga soal keuangan rumah tangga, pendidikan, dan dana hari tua. Oh jangan lupakan juga soal cicilan kendaraan dan rumah! Benar-benar banyak banget apa yang perlu dipikirkan.

Mama saya sudah heboh sekali sejak awal tahun. Beliau ingin ulang tahun pernikahannya kali ini mengundang kedua keluarga inti yang mana tetep aja banyak! Mungkin sekitar ada 50 tamu yang hadir. Tadinya mama mau masak sendiri! Untung saya mengingatkan terkait tenaga yang sudah tidak seprima dulu lagi. Akhirnya kita pakai katering aja biar tidak perlu memikirkan masak dan mencuci piring.

Hari yang dinanti tiba, betapa bahagianya mama dan papa melihat kakak dan adik mereka berkumpul bersama dan saling bercerita. Tidak menyangka bahwa orang-orang dari luar kota pun mau datang ke Bandung dan ikut merayakan. Apalagi memikirkan jalanan dan kereta yang ramai karena pada mau tahun bari Cina serta liburan. Saat sudah berkumpul semua, berasa lagi mau lebaranan. Saya pun senang bisa bertemu dengan sepupu-sepupu serta keponakan untuk bertukar kabar.

Selamat untuk pernikahan emas mama dan papa!!!
Semoga selalu sehat lahir dan batin…
Selamat memaknai hari tua dengan penuh kebajikan.
I love you both!!

Ira

Perjalanan Sehari di Solo

Saat berlibur ke Yogya di bulan Oktober, saya sudah bertekad untuk pergi ke Solo selama satu hari. Kepentingannya tak lain dan tak bukan adalah melihat wajah kota Solo setelah bertahun-tahun tidak pernah saya datangi. Sekalian mau bertemu dengan seorang kawan di sana. Namun saya sempat ditanyain sama orang-orang buat apa ke Solo hanya satu hari. Saya sampai ditanyain bolak balik sama kawan yang mau ketemuan di Solo: “Mbak Ira yakin mau ke Solo bolak balik? Ga Cape?”.

Buat yang penasaran, ternyata naik KRL Yogya-Solo dan sebaliknya itu mudah, cepat, dan nyaman. Gambaran untuk yang sehari-hari melewati kemacetan Bandung dan Jakarta, naik KRL Yogya-Solo memiliki waktu tempuh hanya 1 jam aja!! Buat saya yang sehari-hari pulang pergi dari Pasteur Bandung, waktu 1 jam dan di KRL itu bisa saya gunakan buat baca buku, scroll instagram dan twitter, hingga people watching dan itu lebih nyaman dari pada kudu bengong di mobil atau motor yang stuck di atas jalan layang Pasopati Bandung. Jadi sudah pasti naik KRL Yogya-Solo dan sebaliknya adalah hal yang bisa banget saya tempuh dan ga kecapekan di jalan.

Hal lain yang membuat saya takjub selain waku tempuh yang relatif singkat adalah harga KRL yang hanya Rp.8000,- saja dan bisa dibayar menggunakan emoney dari bank manapun atau membeli kartu kereta. Canggih banget!! Udah berasa lagi di Jakarta. Selain itu jumlah KRL-nya pun banyak sehingga setiap jam akan ada keberangkatan dari Yogya ke Solo maupun arah sebaliknya. Memudahkan banget buat orang-orang pekerja untuk bisa bolak balik pergi Yogya-Solo.

Apakah hal mengejutkannya sudah selesai? Oh tentu belum!! Kejutan lain saya dapatkan ketika menginjakkan kaki di stasiun Solo Balapan. Selain mereka sudah menggunakan sistem jembatan penyebrangan penumpang sehingga penumpang ga perlu lagi lewat di area rel kereta api. Di jembatan penyebrangan ini sudah terintegrasi dengan terminal bus, jalur kereta api bandara, dan juga untuk yang mau keluar ke pusat kota Solo. Saat naik dan melihat jembatan penyebrangan penumpang ini, saya kagum banget sama Solo. Bahkan saat posting ke instagram story, banyak yang berpikir kalau saya sedang di Jakarta!

Oia saya ke Solo di hari Minggu, sehingga KRL-nya cukup ramai. Untuk yang mau mendapatkan tempat duduk, saran saya pergilah ke arah gerbong paling depan atau belakang. Kalau gerbong tengah, saya curiga akan sangat penuh. Kalau ke Yogya lagi, saya sih mau buat balik lagi ke Solo naik KRL-nya.