Dekat Tea

“Ra, lo mesti nyobain ngeteh di Dekat Tea!”

Kata-kata-nya itu lah yang mengantarkan saya untuk menembus jalanan Bandung di hari Sabtu mendung menuju Pasar Kosambi. Di lantai dua gedung pasar, ada sebuah tempat yang dinamakan Hallway Space. Sebuah ruang di mana ada toko beragam jenis barang seperti baju, topi, aksesoris, helm, dan juga penjaja makanan. Di antara pelbagai toko, di situlah ada sebuah kedai teh. Tempatnya berbeda lorong dengan area tempat makanan berjualan. Sedikit di pojok dan di kelilingi toko-toko non makanan. Namanya adalah Dekat Tea.

Mbak Arin dan beragam teh miliknya

Sahabat saya tahu betul tempat yang saya sukai untuk disambangi: kecil dan hangat. Begitulah kesan saya ketika berhadapan dengan Dekat Tea. Dari luar, saya bisa melihat berbagai poci teh yang dipajang di jendelanya. Begitu melangkahkan kaki, saya sampai bengong melihat ragam teh yang ada di lemari penyimpanannya. Sudah lama rasanya saya mencari tempat ngeteh seperti ini.

Di tengah takjubnya dengan ragam teh yang ada, saya pun disapa Mbak Arin, pemilik Dekat Tea. Saya sampai grogi ketika ditanya mau diseduhin teh apa. Untungnya Mbak Arin sabar banget nanya saya suka jenis teh seperti apa, lagi pengen yang model kayak gimana, panas atau dingin, dan akhirnya ditunjukin beberapa koleksi tehnya. Ternyata buanyak banget loh ragam tehnya. Mulai dari yang origin, tea blend, hingga tisane. Saya pun dikasi tahu bahwa tiap teh, diseduh dengan cara yang berbeda sampai dikasi tahu cara menyeduh teh supaya ga jadi pekat banget.

Disuguhi banyak ragam teh, terus kan jadi pengen nyoba semuanya!! 🤣🤣🤣
Mulai dari nyium satu-satu aroma tehnya, membandingkan yang satu dengan yang lain, bingung mau pilih tisane atau tea blend, hingga akhirnya saya memutuskan untuk ngeteh dengan tea blend Jayanti. Jayanti ini merupakan campuran dari green tea, lemon, bunga Rosella, belimbing, bunga Globe Amaranth, serta lada Andaliman. Biasanya saya lebih memilih rasa buah dan ga terlalu suka teh yang punya bunga di dalamnya, tapi hari ini pengecualian. Mbak Arin memberi tahu saya kalau rasa buah akan lebih terasa, pun aromanya akan lebih kuat dari lada Andaliman. Sedangkan bunga Globe Amaranthnya mempercantik warna teh saat diseduh dan memberikan warna akhir yang cerah. Rasa tehnya beneran lebih terasa buah-buahannya dan saya ga batuk karena pekatnya wangi bunga. Apalagi hari itu, tenggorokan saya mulai ga enak, jadi dapet seduhan campuran lemon dan lada tuh enak banget bikin anget tenggorokan.

Di saat sedang mengobrol ini, tiba-tiba ada seorang pelanggan Mbak Arin yang datang dan ingin dibuatkan teh. Ternyata oh ternyata, junior saya dulu di kampus!!! Jadilah kami reuni kecil dan bertukar kabar. Tak lupa juga bercerita mengenai jurusan kami dulu kepada Mbak Arin dan kisah-kisah di dalamnya. Dari sini saya kembali merasakan magisnya tempat kecil nan hangat yang bisa membuka obrolan dengan orang yang bertemu di dalamnya.

Tak terasa waktu sudah semakin sore, saya pun harus segera beranjak untuk pergi lagi. Tapi saya belum puas untuk menjajal teh yang lain. Akhirnya saya pun memutuskan untuk membeli segelas teh untuk dibawa pergi. Tadinya saya mau nyobain teh tarik Malaka atau teh kopi yang bernama Yuan Yang. Namun Mbak Arin memilihkan Royal milk tea untuk saya. Royal milk tea ini merupakan Earl Grey yang di cold brew bareng sama susu uht. Tentu saja saya ga bisa nolak!! Pas nyobain rasanya, enaaaakkk banget!!! Earl Grey-nya berasa banget dan bersatu padu dengan susu uht. Rasanya pun ga terlalu manis. Pas banget buat saya yang ga doyan minuman manis. Pengen dihemat-hemat pas minumnya!

Royal Milk Tea

Saya pasti akan kembali ke Hallway Space Kosambi untuk menikmati teh dari Dekat Tea dengan ragam yang berbeda. Saya penasaran pengen mencoba Hyperballad yang merupakan tea blend yang katanya cocok banget buat bikin badan rileks dan mudah tidur.

Jalan Kaki di area Viaduct Bandung

Viaduct Bandung

Minggu lalu, saya mengikuti walking tour yang diselenggarakan Bandung Good Guide dengan rute Viaduct. Viaduct di Jawa Barat khususnya Bandung lebih dikenal sebagai jembatan kereta api. Letaknya sendiri sebenarnya ada dua, yaitu di dekat patung Tentara Pelajar yang merupakan jembatan rel kereta api yang berada di atas jalan raya dan di dekat Paskal Hyper Square di mana jembatan mobil dengan rel kereta api di bawahnya. Namun orang Bandung lebih mengasosiasikan Viaduct yang pertama, yaitu jembatan rel kereta api di atas jalan raya.

Titik kumpulnya sendiri adalah di patung Tentara Pelajar dan Iki, pemandu kami mengajak untuk berjalan ke arah patung Laswi terlebih dahulu. Bertahun-tahun tinggal di Bandung, saya baru tahu kalau Laswi itu singkatan dari Laskar Wanita!! Pantesan aja Jalan Laswi itu berdekatan dengan Jalan Pelajar Pejuang. Cerita soal Laswi ini menarik sekali karena Laskar Wanita ini terbentuk pada tahun 1945 di mana pada saat itu, perempuan masih diasosiasikan dengan pekerjaan di dalam rumah. Diceritakan betapa sulitnya untuk merekrut anggotanya, dan banyak orang tua yang menolak keinginan anak perempuannya untuk masuk ke Laswi.

Perjalanan kami pun dilanjutkan ke arah gedung kantor pusat PT. KAI. Kantor yang dulu bernama Staatsspoor en Tramwegen ini merupakan bangunan Villa. Oleh karena itu bentuk bangunan depannya terlihat seperti rumah. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan ke arah Gedung Indonesia Menggugat. Gedung ini merupakan tempat di mana presiden pertama Indonesia, Soekarno diadili karena saat itu dianggap Belanda sebagai pemberontak. Disebut Gedung Indonesia Menggugat, karena di sanalah Soekarno membacakan pledoi yang berjudul Indonesia Menggugat. Sebelum pandemi, gedungnya suka dipakai untuk acara-acara komunitas, sayang sejak pandemi gedungnya lebih sering tutup 😦 .

Gedung Indonesia Menggugat

Dari Gedung Indonesia Menggugat, kami berjalan memasuki gang Babakan Ciamis dan melewati jembatan yang di bawahnya mengalir air sungai Cikapundung. Iki menceritakan kalau dulu, Bandung pernah terjadi banjir bandang luapan sungai Cikapundung yang dimulai dari Babakan Ciamis hingga membuat Jalan Asia Afrika pun terendam!

Kami menyusuri Babakan Ciamis hingga keluar di Jalan Kebon Sirih, tepat di sebelah pabrik es Saripetojo. Saya baru tahu kalau dulu, sebelum ada pabrik es di Indonesia, sempat ada masa di mana es batu itu diekspor dari Amerika!! Es batu bisa masuk kategori barang mewah di masanya!!

Perjalanan pun dilanjutkan masih di area Kebon Sirih dan Babakan Ciamis di area sekitar belakang Cicendo. Di wilayah Kebon Sirih ini kami melewati Vihara Maitreya Datu. Di bagian bawah Vihara, ada cafe kecil yang merupakan cafe vegan. Di dekat jembatan jalan Kebon Sirih, kami pun berbelok di sebuah gang dan menyusuri area yang dulunya merupakan pemakaman warga Tionghoa atau Sentiong yang merupakan pindahan dari Sentiong Banceuy. Hal ini dibuktikan dengan adanya Nisan Letnan Tionghoa Pertama di Bandung bernama Oey Bouw Hoen. Sayang banget nisannya terletak di gang kecil dan terhalang oleh tempat sampah 😦 .

Kami pun menyusuri jalan hingga keluar di gang sebelah rumah sakit mata Cicendo. Perjalanan pun dilanjutkan menuju SLB Negeri Cicendo dan berakhir di Gedung Pakuan yang merupakan rumah dinas gubernur Jawa Barat.

Perjalanan ini ditempuh dalam waktu dua jam dan sempat berhenti untuk ngemil batagor dulu di depan pabrik es Saripetojo. Bandung Good Guide merupakan salah satu penyedia walking tour di Bandung dan merupakan cabang dari Jakarta Good Guide. Untuk harga walking tour-nya sendiri merupakan “pay as you wish” walking tour, jadi peserta dapat menentukan sendiri harga yang dibayarkan saat tur berakhir.

New York Style Pizza di Bandung

Saat ini di Bandung sedang ramai dengan tempat New York Style pizza. Untuk yang belum tahu, New York Style Pizza biasanya memiliki ukuran yang besar dengan roti yang tipis. Biasanya dijual per satu iris, maupun dalam bentuk pizza utuh. Saya sendiri sudah mencoba ketiga tempat New York Style Pizza yang ada di Bandung. Ada yang favorit banget sampai pesan berkali-kali, ada juga yang baru dua kali mencoba.

Tempat pizza yang pertama adalah Pizza Place yang terletak di Jalan Dago. Tempatnya persis serumah dengan Two Hands Full (THF) Coffee. Sebenernya Pizza Place Bandung ini adalah cabang dari Pizza Place yang ada di Kemang Jakarta. Menurut saya tempatnya beneran ngeliatin banget kalau ini adalah tempat New York Style Pizza. Kayak lagi nonton tv series Amerika dan mereka lagi di tempat pizza gitu loh. Lengkap dengan dinding penuh piring-piring kertas bergambar macam-macam serta kursi kayu sembilan puluh derajatnya. Walaupun tidak terlalu besar, namun ada delapan meja di dalam ruangan untuk yang mau makan di tempat. Sedangkan di luar ada dua meja lain untuk menikmati pizza. Kalau mau sambil ngopi, terakhir sih saya boleh bawa pizza dari Pizza Place buat dimakan di THF. Menurut saya Pizza Place ini memiliki ukuran pizza paling besar diantara semua tempat New York Style Pizza. Sayang toppingnya memang hanya sedikit. Saya penasaran dengan Pizza Place karena untuk cabang Bandung mereka bekerja sama dengan Carne yang terkenal dengan daging asapnya yang enak! Saya pribadi ga begitu cocok sama Pizza Place, karena kegedean pizzanya. Jadi lah suka bosen duluan di tengah-tengah makan. Akhirnya saya akali dengan cara digulung makannya atau dibagi dua untuk di makan di waktu yang lain 😀 .

Pesto Pizza di Pizza Placed

New York Style Pizza lain yang pernah saya cobain adalah Sliced Pizzeria yang ada di lantai dua kawasan Ranggamalela No. 8 . Sliced Pizza ini juga merupakan cabang dari Sliced Pizzeria Jakarta. Kalau di Bandung tempatnya modern banget dengan dominan berwarna abu-abu baik dari warna kursi, besi-besi, meja, maupun lantai beton atau semennya. Mengingatkan saya sama kebanyakan kedai kopi yang juga lagi ramai memanfaatkan concrete design. Pilihan pizzanya cukup banyak dan beragam. Dari sisi ukuran, Sliced Pizzeria memiliki ukuran pizza yang lebih kecil sedikit dari Pizza Placed. Buat saya ukurannya pas banget. Sedangkan dari sisi menu, pilihan di sini banyak dan ada menu pizza manisnya juga. Oia di sini ada menu Pizza Truffle dan Nutella yang jarang ada di tempat pizza lainnya. Sliced Pizzeria ini kesukaannya kakak saya. Menurutnya dibandingkan tempat pizza yang lain, ini yang paling enak.

Quattro zformaggi Tartufo di Sliced Pizzeria

Tempat lain yang menjual New York Style Pizza adalah Park Slope Pizzeria yang terletak di Jalan Pandawa No.30 Bandung. Tempatnya lumayan deket sama Bandara Husein Bandung. Saya sih belum pernah mengunjungi langsung tempatnya. Dari awal tahu sampai sekarang, selalu pesan via aplikasi ojek online. Pilihan menunya cukup banyak dan beragam. Saya suka tempat ini karena topping pizzanya lebih banyak dibandingkan tempat lain dan mereka juga ada menu untuk saus dasar pizzanya pakai saus putih. Ukuran pizzanya memang yang paling kecil diantara yang lain, namun buat saya sih pas. Jadi bisa makan dua menu pizza 😀 . Park Slope sendiri adalah tempat favorit saya kalau mau makan New York Style Pizza.

Laddy Liberty & Williamsburg di Park Slope Pizza

Oia saya dan kakak memiliki selera yang berbeda. Kakak saya ini lebih senang dengan Pizza Hut dari pada Domino, sedangkan saya sebaliknya. Makanya saya sempet deg-degan ketika mengajaknya untuk coba membeli New York Style pizza seperti ini. Karena dari sisi ketipisan, tipisnya New York Style Pizza ini kan mirip sama Domino ya. Siapa yang menyangka ternyata kakak saya juga suka! Meski tetep aja ya, beda selera. Walaupun saya menggebu-gebu dengan pizza di Park Slope, tapi kakak saya tetap lebih menyukai Sliced Pizzeria.

Saya jadi menantikan apa akan ada yang membuka tempat pizza dengan New York Style lagi ga ya? Atau siapa tahu ada yang membuka tempat pizza lain dengan jenis yang berbeda.

Sarapan di Cici Claypot

Sudah lamaaa sekali pengen nulis soal Cici Claypot. Ini adalah salah satu makanan yang masuk kategori comford food versi saya. Sejak keinginan buat menulis soal Cici Claypot ini muncul dan akhirnya beneran ditulis, tempatnya sendiri udah pindah tiga kali!! Pertama kali warungnya buka di Jalan Sulanjana dan hanya buka sore hari. Lalu mereka pindah ke Jalan Trunojoyo dan buka dari siang hari. Sampai akhirnya pindah ke Anggrek Nomer 43 dan buka dari pagi!! Mulai dari jaraknya tinggal ngesot dari kedai kopi favorit sampai akhirnya kudu naik kendaraan.

Berhubung sekarang udah buka dari pagi, Cici Claypot jadi punya menu sarapan. Sampai tulisan ini dibuat, ada dua menu untuk sarapannya yaitu bubur ayam dan rice in pot. Dua-duanya udah saya cobain dan enak-enak!! Bubur ayam di Cici Claypot ini adalah bubur ayam Chinese Style, jadi ga ada tambahan kecap manis ataupun kuah. Bubur ayamnya disajikan bareng sama ayam suwir, cakue, pangsit goreng, sama bawang daun. Rasanya asin gurih enaaakk!! Apalagi ditambahin chili oil, makin enakk!!

Bubur Ayam

Sedangkan rice in pot ini adalah nasi gurih yang di atasnya ada ceker, ayam, dan telurnya. Kalo lagi ga pengen ayam bisa diganti sama ikan dori. Kalo ga suka ceker juga bisa diganti sama tahu. Awalnya saya pikir nasi gurih ini akan kayak nasi Hainan, ternyata engga dong! Terus kirain juga nasinya dipikir bakal lembek kayak nasi tim gitu, ternyata juga engga. Nikmat banget dimakan pagi-pagi dengan udara Bandung yang suka dingin.

rice in pot ayam dan tahu

Untuk minumannya saya suka bilang kalo teh di Cici Claypot ini enak!! Mau teh anget atau dingin, sama-sama enak!! Kalau ga mau minum teh manis, Cici Claypot juga punya es cincau hitam yang mengingatkan saya sama es cincau zaman dulu yang lembut dan manis. Sederhana aja rasanya dan ga perlu tambahan apa-apa lagi.

Es Cincau Hitam

Untuk yang mau makan langsung di Anggrek 43, saya saranin dateng pagi jam delapanan biar kebagian. Saya pernah dateng telat sekitar jam setengah sepuluh dan pas kebagian mangkuk terakhir!! Untuk yang mau dateng ke sini, jangan lupa untuk cek ricek keadaan badan sendiri ya. Saya ga nyaranin untuk bepergian dan makan di sini kalau di rasa kecapekan, kurang tidur, atau lagi ga enak badan. Buat yang pengen nyobain tapi ga mau ke mana-mana, bisa pesen via nomer wa yang ada di instagramnya cici claypot.

Buat saya, kalau mau makan ke suatu tempat pasti bakal memperhatikan beberapa hal seperti tempatnya terbuka atau engga, ramai atau engga, bersih atau engga, serta standar protokol kesehatannya diperhatiin atau engga. Cici Claypot ini adalah salah satu tempat yang memenuhi semua check list untuk makan di tempat versi saya.

Kemarau Rasa Musim Gugur di Bandung

Beberapa hari ini Bandung lagi super dingin!!! Anginnya pun kenceng banget!! Saya sampai penasaran dengan suhu udara kota Bandung. Begitu mengecek lewat aplikasi cuaca di hp, ternyata suhu Bandung mencapai 17 derajat dong. Itu saat saya mengecek jam 07.00 pagi ya. Saat subuh curiganya lebih parah. Bahkan di tempat temannya Mbak Joeyz yang berada di dataran tinggi Bandung, suhunya mencapai 14 derajat!!!

IMG_2691

Kayaknya cuma di Bandung dan sekitarnya yang pake syal dan jaket tebel bukan hal aneh dan bahkan perlu banget. Setiap pergi malam dan pulang naek ojek online, saya pasti pake jaket tebel. Begitu keluar rumah cuma pake cardigan, pulangnya langsung meriang!! Ini ntah efek dingin atau saya yang udah mulai ga kuat malam-malam di luar dalam keadaan dingin. Kemarin-kemarin aja saya sampai memimpikan hot packs yang biasa dijual saat musim dingin di Korea Selatan ataupun Jepang. Asli cuaca kayak gini bikin susah buat bangun pagi.

Udara yang rada ekstrim seperti ini membuat tenggorokan saya kering dan sakit. Mau minum yang anget-anget, cepet banget dinginnya. Seperti saat saya manasin air untuk minum tadi pagi, begitu ditinggal sebentar aja, udah dingin dong. Akhirnya mau di rumah juga saya minum pakai tumbler yang bisa untuk minuman hangat. Alhamdulillah air di dalem sana tetap terjaga kehangatannya.

Malam ini cuaca Bandung sudah diangka 21 derajat. Gini ya rasanya dapet cuaca yang anget tuh, berkah banget!!! Tapi tadi liat di aplikasi cuaca sekitar jam sebelas malam akan kembali turun jadi 19 derajat. Mari siap-siap selimutan dan tidur nyenyak hingga pagi.

 

 

Berkah Nama “Ira”

Di hari ulang tahun kemarin, saya lagi pengen banget makan enak malem-malem. Orang yang kemarin saya tarikin buat ikutan mikir kira-kira makanan apa yang enak, sempat memberikan beberapa pilihan tempat mulai dari Dim Sum ITB yang enak dan murah meriah sampai Hummingbird. Tadinya saya pengen makan sushi karena udah lama banget ga makan, tapi ditolak dengan alesan “mahal untuk bisa sampai kenyang banget!!”. Ya ya ya masuk akal kalo denger ceritanya 😀 .

Setelah berputar dan berputar antara mau ke Holy Ribs dan melihat-lihat ada promo buat yang ulang tahun di restoran mana aja, pilihan akhirnya sampai di Wing Stop Paskal23. Alesannya sesederhana karena kita sama-sama belum pernah nyobain Wing Stop ini. Apalagi di sana lagi ada promo beli 17 crunchy wings dapet diskon 45% untuk yang memiliki nama Agus, Ina, Dewi, Ira, Ika, Ria, Ana and Putri.

Awalnya saya ragu banget, karena Ira itukan nama panggilan dan tipis banget ada dinama lengkap saya. Tapi cobain dulu aja kali ya..kalo ditolak kita pilih menu yang lain atau bahkan makan di tempat lain. Ternyata saat ngobrol sama mbak kasirnya bisa dong pake nama saya. Akhirnya kita pesen deh paket promonya sambil ga sadar berapa jumlah sayap ayamnya. Beneran cuma lihat kalau bisa dapet diskonnya doang 😆 😆 . Awalnya sempet kaget sih karena kita dapet 17 potong sayap ayam!!! Itu banyak banget untuk kita yang cuma makan berdua. Tapi…yah hajar ajalah. Kita pun pesen ditambah 2 nasi dan 2 minuman yang bisa direfill. Ini pesen antara lapar, kalap, dan tanggung udah nyobain promosi. Hahahahaha!!!

Oia untuk 17 potong sayap ayamnya kita cuma bayar Rp.66.000,- belum termasuk pajak!! Beneran worth it bangetkan.

FullSizeRender (1)

Begitu pesanan nyampe di meja, kita ampe bengong ngeliatnya. Banyak yaaaaaa!!!! Di meja kita tersedia 17 potong sayap ayam dengan 4 bumbu pilihan, 2 saos dipping, 2 nasi, dan 2 minum. Kayaknya yang ngeliat kita bakal bengong deh :p . Berhubung momen langka tentu sama kita berdua diabadikan dan dikasi lihat di grup. Kita punya seorang temen yang kemaren-kemaren pengen banget makan Wing Stop soalnya.

Rasanya bahagia banget saat pertama kali nyobain Wing Stop bisa langsung pesen empat macam bumbu untuk ayamnya. Kita sih nyobainnya garlic parmesan, mango habanero, lousiana rub dan teriyaki. Begitu mencoba makan sayap ayam satu persatu dari setiap bumbunya, favorit kita sih mango habanero sama lousiana rub. Untuk teriyakinya kita ngerasanya kemanisan dan garlic Parmesannya biasa aja. Ga seenak lousiana rub.

Apakah kita berhasil ngabisin semuanya? Sayangnya engga. Sayap ayamnya sisa dua dan akhirnya kita bungkus.  Dipikir-pikir parah banget ya, berdua makan 15 potong sayap ayam sama nasi 😆 😆 .

Yumaju Coffee Shop

IMG_8314

Terima kasih buat temen-temen di Instagram yang membuat saya kenal sama tempat ngopi di Jalan Maulana Yusuf ini. Saya lagi pengen nyari tempat baru untuk ngerjain laporan yang menumpuk plus ngerevisi tesis *iyaaahh udah wisuda kapan, baru mau ngerjain revisian kapan*. Tempatnya ga perlu aneh-aneh asal ada wifi, kopinya enak dengan harga terjangkau, plus ada cemilan buat temen ngopi. Semuanya ada di Yumaju.

IMG_8269

IMG_8273

Saya semakin suka ke sini karena baristanya ngasi pilihan mau pake biji kopi apa. Saya yang sebenernya buta sama perbijian kopi ini jadi mulai tahu perbedaan dari biji Kopi Toraja sama Aceh Gayo. Baristanya juga ramah-ramah dan suka ngajak kita ngobrol semakin menambah kehangatan di Yumaju.

IMG_9314

Latte

IMG_8270

salah satu varian tehnya

IMG_8196

cokelat panas

Selain kopi, mereka juga menyediakan beragam varian teh yang enak-enak. Temen saya pernah mesen teh berrynya dan beneran harum dan kerasa manis gitu tehnya. Apalagi mereka emang ngeracik sendiri alias pake daun teh beneran.

Untuk cemilannya, disini ada beragam pilihan pastry. Saya sih seneng banget sama bolen mereka yang enak, ga terlalu manis dan harganya cuma sepuluh ribu rupiah!! Duh bahagia banget rasanya. Kalau mau yang agak berat, di Yumaju juga ada sandwich dan pilihan cemilan-cemilan ringan kayak bitterbalen. Kalau laper banget mereka nyediain juga sih kayak lontong kari, garang asem, nasi goreng, dan nasi dengan daging sapi tapi memang bukan bagian dari menu utamanya mereka ya.

IMG_8203

bolen pisangnya enaakkk

IMG_8204

salah satu menu nasinya

Di sini mereka punya pantry untuk tempat air mineral, gula, tisu, hingga saos. Mereka juga punya tempat khusus untuk tempat gelas dan piring kosong. Semuanya self service.  Jadi jangan lupa buat nyimpen bekas minuman dan makanan kita di sana.

Saya suka kalau dateng ke sini pagi-pagi karena masih sepi. Enak banget buat ngerjain laporan yang sering saya tumpuk *salahkan prokrastinasi*. Kalau udah siang, saya pilih sekalian makan aja di sini dan tetep ngerjain laporan. Pokoknya pantang pulang sebelum target hari ini selesai. Nasib banget suka ga konsen kalau ngerjain di rumah. Bawaannya pengen nonton dan tidur mulu. Makanya ketika dateng ke Yumaju saya bisa loh pesen kopi plus bolennya pagi-pagi lanjut makan siang dan pesen teh buat nemenin makan. Paling baristanya yang bosen lihat saya di sana 😀 . Oia berhubung emang harga kopi, teh, dan makanannya masuk akal banget, sepanjang hari di sana saya ngeluarin uang ga sampai 100.000.

IMG_9325

bagian luarnya adem banget buat ngobrol

Kalau malem ke sini, saya lebih seneng untuk ngobrol-ngobrol. Kayak H+3 lebaran, saya dan seorang sahabat ke sini buat ngeteh dan minum cokelat sambil ngobrol ngalor ngidul. Suasana dengan pencahayaan kuningnya bikin suasanya makin hangat.

Yumaju
Jl. Maulana Yusuf No. 10 Bandung
Buka dari jam 07.00

Carangan Ala Nasirun

img_9522

Dalam pewayangan dikenal sebuah lakon yang dinamai Carangan.

Carangan berasal dari kata dasar Cang yang dalam bahasa Jawa berarti miring, menyerong, atau menonjol, kemudian menjadi carang, dengan merujuk pada cabang-cabang kecil yang bertunas pada pepohonan. Ketika berbicara mengenai lakon Carangan berarti cerita yang tumbuh dan berkembang dari pakem yang ada.

Pada pameran Carangan Pak Nasirun di Nu Art Sculpture Park, fokusnya adalah menanggapi dari karya-karya Pak Nyoman Nu Arta yang berada di dalam galerinya. Selain itu, Iapun meletakkan berbagai karya seni yang dimilikinya dalam pojok-pojok dan ruangan yang ada di galeri. Dalam pameran ini, Pak Nasirun tidak hanya mencarang karya Pak Nyoman, tapi juga berbagai elemen yang ia temui.

Pada bagian pintu masuk, Pak Nasirun meletakkan sebuah karya  iring-iringan sebagai bentuk prosesi mengantarkan Dalang Slamet Gundono yang meninggal sebelum sempat melihat wayang Burung pesanannya kepada Nasirun. Iring-iringan ini terdiri dari wayang-wayang burung pesanan, kuda-kudaan kayu yang sudah dilukis ulang, serta perahu naga kayu dengan berbagai wayang-wayang ukuran kecil. Indah banget. Saya betah sekali melihat detail lukisan serta berbagai wayang-wayang ukuran kecil ini. Bahkan saya kaget sendiri saat melihat ada wayang berbentuk naga yang merupakan hewan di shio lahir saya.

129apple_img_9432

Pak Nasirun sedang menjelaskan karyanya

Di lantai dua, terdapat karya-karya lain dari Pak Nasirun. Terdapat sebuah gambar mengenai kemerdekaan dan juga berbagai kacamata yang dilukis oleh Nasirun. Saat datang ke sana, saya beruntung karena sedang ada Pak Nasirun yang menjelaskan karya-karyanya. Selain itu kita juga bisa melihat berbagai jenis wayang besar yang dibuat oleh Pak Nasirun.

img_2282

img_2283

img_2285

img_2286

Dalam ruangan ini kita juga bisa melihat seri stempel. Dalam seri stempel ini, Pak Nasirun memasang stempel dalam papan kayu dan merespon pola asli distempel dengan ukiran dan warna dalam pola ragam ornamen hias. Saya rasanya bisa satu jam untuk melihat detial setiap stempel yang ada.

129apple_img_9436

129apple_img_9496

129apple_img_9507

129apple_img_9508

Selain itu Pak Nasirun pun membuat seri figur tunggal di mana ia melukis dalam medium cat minyak di atas kanvas. Pada seri ini Pak Nasirun mencoba mencarang ikon-ikon simbolik yang berasal dari mitologi maupun religi. Ia juga memodifikasi figur-figur ikonik dari elemen serta gambar keseharian.

129apple_img_9504

129apple_img_9505

Di dalam galeri yang menyimpan sebagian besar karya Pak Nyoman Nu Arta, Pak Nasirun mencoba untuk mencarang patung-patung karya Pak Nyoman. Ia menghadirkannya dalam kanvas-kanvas yang diletakkan disekitar patung. Membuat saya dapat melihat dari perspektif dan persepsi yang berbeda-beda. Misalnya saja pada karya Pak Nyoman berbentuk Candi Borobudur, Pak Nasirun bisa membuat tiga lukisan dengan perspektif yang berbeda-beda.

Menurut Kurator Jim Supangkat, Proses Pak nasirun dalam berkarya ini membuatnya belajar memahami hakikat kemanusiaan dalam pencarian para seniman, yang pada setiap zaman terus mencoba memaknai, menafsir, dan menuliskan pengalamannya, sebagai kelanjutan pertumbuhan. Carangan dalam penelitian Marshal Clark merupakan proses pemikiran ulang, tidak menyangkal yang sudah ada, akan tetapi merupakan bentuk perpanjangan imajinatif terhadap karya asli. Disinilah Pak Nasirun menemukan tempat bagi dirinya dan kisahnya.

Saya sampai menghabiskan dua jam untuk melihat karya-karya yang ada. Itu pun belum sepenuhnya puas, karena karya-karya Pak Nasirun dalam ruang seni Pak Nyoman belum saya perhatikan detail satu persatu. Ingin rasanya kembali dan melihat carangan hasil karya Pak Nasirun.

Kumpul di Bellamie Boulangerie

Sebelum akhir tahun, saya dan teman-teman tidak memiliki rencana untuk berkumpul dan memilih untuk berkumpul di awal tahun saja. Saya pun berpikir untuk berdiam di rumah dan mengobrol dengan orangtua.

img_0637

Bellamie Boulangerie

Di awal tahun, saya dan beberapa teman yang dulu pernah ke Garut dan Bromo bareng memutuskan untuk bertemu dan makan siang di Bellamie Boulangerie. Tempatnya berada di Jl. Cihapit dan berada di atas Kambing Bakar Kairo. Di sini tempatnya terbagi dua, ada smoking dan non smoking. Tadinya sih saya mau milih di non smoking mengingat ada dua ibu hamil di sini, sayangnya non smoking room ini kecil, jadi cepet banget penuhnya.Untungnya smoking roomnya berupa joglo besar, tinggi, dan banyak area bukaan, jadi tidak bikin gerah dan bebas dari kepungan asap. Saya dan teman-teman pun memilih duduk di sofa demi kenyamanan ibu hamil. Duh seneng banget lihat temen-temen ini udah hamil!! Bentar lagi nambah ponakan buat digendong dan diajak main.

Untuk menunya, di sini terkenal dengan menu croissant dan sandwichnya. Tapi kalau merasa ga kenyang, juga ada menu pasta, steak, dan nasi sih. Berhubung Bellamie buka dari pagi, mereka juga menyediakan menu sarapan di sini. Pada lantai bawahnya, kita juga bis abeli roti dan kue untuk dibawa pulang!! Duh rasanya pengen dibeli semua roti dan kuenya!! Untuk minumannya ada berbagai jenis kopi, cokelat, dan jus sehat. Tapi saya lihat gelas jusnya kecil, jadi kurang puas gitu minumnya 😦 .

Sambil menantikan temen-temen yang lain, saya yang udah kelaparan memilih pesan crispy mushroom.

img_0639

crispy mushroom

Jamurnya endut-endut dan digoreng kering, tapi jamurnya tetep lembut!! Saus cocolannya sendiri ada dua jenis, saus tomat dan barbeque. Saya sih lebih senang saus barbequenya. Enak dan renyah!!

Menu andalan croissantnya adalah beef and mushroom carbonara sandwich. Tapi saya lihat dimenunya nampak enek gitu. Maklum saya ga terlalu suka keju dan saus krim, jadi saya lebih memilih beef  stroganoff sandwich.

img_0641

 Croissantnya memang juara!! Renyah dibagian luar dan lembut dibagian dalamnya. Menu ini datang ditemani kentang goreng besar besar dan selada. Rasanya enak banget!! Potongan dagingnya lembut dan sausnya juga ga terlalu gurih.

Saya pun memesan teh leci sebagai pendamping kedua makanan ini. Gelas tehnya besar dengan dua leci di dalamnya. Rasa lecinya juga tidak terlalu manis. Sesuai dengan kesukaan saya.

img_0644

Saya dan teman-teman puas banget makan dan ngobrol di sini. Memang beda ya kalau ngobrolnya sama yang udah pada nikah dan bersiap punya anak. Udah ga ngobrol galau kayak dulu lagi karena masih banyak hal penting lain yang perlu dipikirin *kayak biaya persalinan dan mau ngelahirin di mana* 😆 . Permasalahan hidup emang masih banyak, tapi kita yang milih untuk lebih fokus menyelesaikan permasalahan yang mana.

Melihat Nu Art Lebih Dekat

129apple_img_9430

Bagian depan Nu Art

Saya sudah lama penasaran dengan NuArt Sculpture Park, sebuah galeri seni yang berada di area Setra Duta. Setiap mau ke sini, ada aja halangannya. Mulai dari hujan ga ada temen, ga ada kendaraan, hingga lagi dipugar. Sebenernya, galeri yang satu ini deket banget dari rumah. Ga perlu jauh-jauh kayak ke Selasar Sunaryo. Tapi, saking deketnya malah belum sempat untuk menginjakkan kaki di galeri ini.

Akhirnya saya berkesempatan ke sini secara dadakan. Memang ya kalau direncanakan itu suka ga jadi aja, sedangkan kalau ngedadak malah jadi. Awalnya karena saya penasaran dengan foto-foto yang diunggah seorang teman di instagramnya. Kemudian tak disangka ia mengajak saya untuk ke sana karena sedang ada pameran. Pucuk dicinta ulam tiba, akhirnya ke NuArt jugaaaa!!

129apple_img_9441

NuArt Sculpture Park ini baru saja selesai di renovasi tahun ini. Sehingga berbeda dengan sebelumnya, sekarang apabila ingin masuk ke dalam Nu Art, kita perlu membayar Rp.50,000,- untuk umum dan Rp.25,000,- untuk mahasiswa. Hiduplah kartu mahasiswa jadi bisa diskon 50%!!! Jangan lupa pula untuk menitipkan tas di bagian depan.

129apple_img_9445

Galerinya sendiri terbagi menjadi dua bagian, bagian dalam dan taman. Saat ini dibagian dalam sedang ada karya Pak Nyoman Nuarta yang berkolaborasi dengan Pak Nasirun. Untuk cerita lengkap soal ini, akan saya tulis terpisah ya.

129apple_img_9447

Salah satu karya favorit saya

Sedangkan bagian taman terdapat amphitheater untuk pertunjukan tari, musik, ataupun yang mau yoga bareng. Di sekitar taman ini, kita juga dapat melihat karya-karya Pak Nyoman Nuarta seperti paus, macan tutul, dan lain lain.

Di bagian belakang agak ke bawah, terdapat workshop Pak Nyoman Nu Arta. Kemarin sih saya melihat sedikit bagian dari proyek Garuda Wisnu Kencana. Yups, semua bagian Garuda Wisnu Kencana itu dikerjakannya dari Bandung, kemudian dibawa ke Bali.

129apple_img_9448

Berasa musim gugur

 

129apple_img_9459

Cokelat hangat dan hujan

 

129apple_img_9473

Me in a dreamland

Saya sih paling suka bagian tamannya. Rasanya adem dan asyik banget buat bengong atau piknik gitu. Kalau ingin bengong sambil berkhayal, di bagian amphitheater ada tempat buat duduk di bawah pohon. Paling seneng rasanya bengong di sana sambil melihat ke arah sungai.

img_9528

Tempat tenang buat nesis

Untuk yang laper, dibagian dalam ada sebuah restoran untuk duduk sambil menikmati suara aliran sungai yang berada di samping Nu Art. Apabila sekedar ingin minum dan menikmati suasana Nu Art, ada sebuah coffee shop di bagian depan, lengkap dengan colokan listrik. Coffee shop ini juga merupakan tempat nyaman untuk mengerjakan Tesis, karena tidak terlalu ramai dan bisa memandang ke arah taman. Adem banget!!!