Little Cabin in The Woods

We are busy.  Every day at the same time. Every day seeing the same scene. There are a lot of things to do. There are a lot of calls to make. Even when the night comes, every time, and as expected, a lot of people.  Did you ever think you wanted to escape?

Hidup di perkotaan dengan hingar bingar dan hidup yang berlangsung serba auto pilot, dua orang artis Korea, So ji Sub dan Park Shin Hye setuju menjadi dua orang subjek eksperimen dan mencoba tinggal disebuah kabin di tengah alam Pulau Jeju. Selama tinggal di sana mereka akan hidup dengan listrik dan air terbatas serta melakukan beberapa tantangan untuk melihat apakah bisa mendapat kebahagiaan dari kegiatan tersebut.

Seberapa bahagiakah kita saat ini?

Seperti yang kita ketahui bahwa dengan segala kemudahan yang ada di perkotaan, terkadang hidup bisa menjadi sangat menantang. Dengan mudahnya berkomunikasi, batasan antara waktu bekerja dan istirahat terkadang menjadi buram. Apalagi kalau melihat banyaknya kemewahan dan komsumtif yang ada di sosial media kayaknya hidup orang-orang kok mudah dan bahagia terus sih?! Orang-orang pun menjadi lebih rentan terhadap stres dan depresi.

Little cabin in the woods ingin menghadirkan bahwa ada hal-hal kecil disekitar kita yang terkadang kita menerimanya begitu saja sampai-sampai tidak menyadari bahwa dengan adanya hal tersebut ternyata kita sudah bisa merasa cukup. Selain itu acara ini juga mengenalkan sebuah konsep hidup minimalis penuh kesadaran sehingga setiap kegiatan yang kita lakukan menjadi bermakna. Ketika kita sedang berproses, disaat itulah terkadang jawaban mengenai apakah kita bahagia bisa terjawab.

Image result for little cabin in the woods korean variety, review

Konsep hidup minimalis yang ada di acara ini seperti saat episode pertama di mana kedua subjek eksperimen diminta memilah benda-benda yang penting untuk mereka tinggal di kabin dan menyerahkan barang lainnya kepada staf. Mau tidak mau Park Shin Hye yang membawa dua koper ukuran besar dipaksa memilah barang mana yang penting untuknya. Atau di episode lain kedua subjek diminta untuk mengerjakan satu kegiatan selama satu waktu. Untuk yang terbiasa multi tasking, melakukan hal ini tuh bikin gatel banget!! Tapi sambil menonton, saya pun jadi ikut melihat detail-detail lain yang kadang-kadang luput karena kita melakukan beberapa pekerjaan sekaligus.

Saat pertama kali menonton little cabin in the woods, saya merasa sedang menonton penelitian yang ingin saya lakukan dulu ketika zaman thesis. Seperti impian yang jadi kenyataan!! Saya memang sudah beberapa tahun belakangan ini senang dengan tema mindfulness dan akhirnya diikuti oleh printilannya seperti hidup minimalis dan mengerjakan sesuatu secara bermakna. Asyiknya, beberapa eksperimen yang ada di acara ini bisa juga kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Walaupun begitu saya sadar kalau little cabin in the woods ini bukanlah reality show yang akan disukai semua orang. Little cabin in the woods merupakan salah satu reality show besutan produser Korea Na Young Seok (Na PD) yang mengambil sudut pandang program hasil eksperimen dan semi dokumenter. Na PD sendiri mengatakan bahwa kejaran untuk little cabin in the woods bukanlah rating, tapi pengalaman baru. Na PD pun mengatakan bahwa bisa jadi kita akan mengantuk di tengah-tengah menontonnya yang bener-bener saya aamiin-kan!! Sebagian besar yang akan kita lihat adalah pemandangan khas pegunungan serta bagaimana warna tumbuhan saat perubahan musim selama tiga bulan acara ini berlangsung. Telinga kita pun akan dimanjakan dengan suara air mengalir di sungai, angin, hujan, gesekan daun di pohon, suara berbagai jenis burung, ranting kayu yang terbakar, bahkan percikan minyak saat memasak. Saya pribadi saja sangat senang menonton reality show ini di malam hari sebelum tidur karena bikin relaks dan bisa bikin tidur saya lebih nyenyak. Bahkan saya tidak bisa menyelesaikan acara ini dalam satu waktu. Biasanya kepotong dua atau tiga kali karena keburu ngantuk.